
Pantau - Anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menyatakan dukungannya terhadap wacana pembatasan game online yang diusulkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto sebagai respons atas tragedi ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta.
Wacana Pembatasan Game Online Diangkat Usai Ledakan
Wacana pembatasan game online seperti PUBG mencuat setelah Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Minggu, 9 November 2025.
Presiden menyampaikan keprihatinan terhadap dampak psikologis game online dengan unsur kekerasan, khususnya pada anak-anak yang berpotensi menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang normal.
Tragedi ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta terjadi pada Jumat, 7 November 2025, menewaskan satu siswa dan menyebabkan 96 orang lainnya luka-luka.
Seorang siswa dari sekolah tersebut diduga menjadi pelaku dalam peristiwa tersebut.
Legislator Dorong Kolaborasi dan Literasi Digital
Abdul Fikri Faqih menilai bahwa penanganan dampak negatif game online tidak cukup hanya dari sisi administratif, namun perlu pendekatan kolaboratif.
"Pengawasan tidak hanya bersifat administratif", ungkapnya.
Ia menyebut tiga pilar utama yang harus terlibat secara aktif, yakni sekolah, orang tua, dan pemerintah.
"Kami menyambut baik wacana tersebut, tentunya perlu pengawasan bersama dan kolaborasi aktif antara sekolah, orang tua, dan pemerintah", ia mengungkapkan.
Legislator dari Fraksi PKS daerah pemilihan IX Jawa Tengah ini juga mendorong peningkatan literasi digital bagi pelajar, guru, dan orang tua agar dapat menggunakan teknologi secara bijak.
Ia menekankan pentingnya penguatan sistem pengawasan internal di satuan pendidikan guna menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari perundungan.
Ia juga mengusulkan penyusunan kurikulum lokal oleh sekolah sebagai upaya mendukung pengawasan tersebut.
"Saatnya masing-masing satuan pendidikan berinisiatif, mata pelajaran mana saja yang mendukung hal ini agar guru-gurunya berkoordinasi menyusun bersama kurikulum lokal tentu tidak keluar dari kurikulum yang sekarang berjalan", ungkapnya.
- Penulis :
- Shila Glorya








