
Pantau - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menegaskan bahwa pelayanan pertanahan harus bertransformasi agar adaptif terhadap kebutuhan dan karakter generasi muda yang menuntut kecepatan, transparansi, serta integritas tinggi.
Generasi Muda Jadi Fokus Transformasi Layanan
Nusron Wahid menyatakan bahwa lima tahun mendatang generasi muda akan menjadi mayoritas pemohon layanan pertanahan sehingga sistem yang ada saat ini harus disesuaikan dengan pola pikir dan kebutuhan mereka.
"Generasi muda tidak mau lagi berurusan dengan proses yang rumit atau tidak transparan," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kelompok ini menuntut layanan yang jelas, terukur, dan sesuai aturan, serta berani menyuarakan ketidakpuasan melalui media sosial bila pelayanan tidak sesuai harapan.
Menurutnya, transformasi ini tidak hanya penting, tetapi mendesak agar pelayanan publik tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Langkah Strategis Transformasi Layanan
Transformasi layanan pertanahan akan dilakukan secara menyeluruh, dimulai dari penyederhanaan proses bisnis agar seluruh kebutuhan masyarakat bisa diakses melalui satu jalur terpadu.
Pembaruan sistem pelayanan juga akan didukung oleh penguatan teknologi informasi untuk menjamin kecepatan, efisiensi, dan keamanan data.
Ia menekankan bahwa keberhasilan transformasi ini sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia.
"ASN di lingkungan Kementerian ATR/BPN harus memiliki kapasitas, kapabilitas, dan integritas tinggi agar mampu menyesuaikan diri dengan tantangan baru," ia mengungkapkan.
Transformasi yang diupayakan bukan hanya pada sistem, tetapi juga pada pola pikir dan budaya kerja.
"Kita layani masyarakat dengan cara yang sesuai dengan semangat zaman," ujarnya.
- Penulis :
- Shila Glorya







