Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BPDP: Biodiesel Jadi Pilar Ketahanan Energi dan Penopang Harga Sawit Nasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BPDP: Biodiesel Jadi Pilar Ketahanan Energi dan Penopang Harga Sawit Nasional
Foto: (Sumber: Seorang staf menunjukkan sampel biodiesel di stan pameran pada ajang 21st Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2025 di Nusa Dua, Bali, Jumat (14/11/2025) (Antara/Subagyo))

Pantau - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyatakan bahwa biodiesel memiliki peran strategis sebagai penopang ketahanan energi nasional sekaligus stabilisator harga kelapa sawit, terutama bagi kesejahteraan jutaan petani.

Konsumsi Biodiesel Naik Tajam, Dorong Kemandirian Energi

Direktur Utama BPDP Eddy Abdurrahman menegaskan bahwa biodiesel bukan sekadar energi alternatif, melainkan telah menjadi pilar penting dalam ketahanan energi nasional dan penguatan harga komoditas sawit.

Sejak 2009, konsumsi biodiesel nasional meningkat signifikan dari 119 ribu kiloliter menjadi lebih dari 15,6 juta kiloliter.

Peningkatan ini didorong oleh penerapan mandatori campuran biodiesel dari B10 hingga B35, sementara B40 kini tengah dipersiapkan untuk diterapkan secara nasional.

Kebijakan ini secara langsung meningkatkan penyerapan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di dalam negeri dan menjaga stabilitas harga tandan buah segar di kisaran Rp1.344 hingga Rp2.932 per kilogram selama 2014–2024.

Kurangi Impor Solar dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Dampak kebijakan biodiesel terhadap ketahanan energi terlihat dari penurunan ketergantungan terhadap impor solar, dari 86 persen pada 2014 menjadi sekitar 37 persen pada 2024.

Kebijakan ini juga memberikan penghematan devisa sebesar Rp12 triliun pada 2017 dan diproyeksikan mencapai Rp147 triliun pada 2025.

Dari sisi sosial ekonomi, program biodiesel menopang pendapatan 2,5 juta petani sawit serta meningkatkan jumlah tenaga kerja industri biodiesel dari 323 ribu orang pada 2017 menjadi hampir dua juta orang pada 2025.

Infrastruktur dan Standar Keberlanjutan Jadi Tantangan

Tantangan utama dalam implementasi program biodiesel meliputi kesiapan infrastruktur di wilayah timur Indonesia, beban fiskal saat harga CPO lebih tinggi dari solar, serta perlunya penguatan standar keberlanjutan.

BPDP mengusulkan solusi berupa fleksibilitas dalam pungutan, diversifikasi bahan baku, dan penguatan sertifikasi keberlanjutan seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Program biodiesel dinilai tidak hanya mendukung transisi menuju energi hijau, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat fondasi ekonomi nasional berbasis sumber daya domestik.

Penulis :
Aditya Yohan