Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri Agama Nasaruddin Umar Tekankan Ekoteologi dan Kerukunan Sebagai Fondasi Pembangunan Nasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Menteri Agama Nasaruddin Umar Tekankan Ekoteologi dan Kerukunan Sebagai Fondasi Pembangunan Nasional
Foto: Menteri Agama Nasaruddin Umar memberi sambutan saat peluncuran buku Ekoteologi, Peta Jalan Moderasi Beragama, dan Trilogi Kerukunan di Jakarta, Jumat (14/5/2025). ANTARA/Asep Firmansyah

Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya penguatan ekoteologi dan kerukunan sebagai landasan dalam pembangunan nasional, dengan menjadikan keduanya sebagai arus utama dalam kebijakan publik Kementerian Agama.

Ekoteologi dan Kerukunan Sebagai Pilar Kebijakan

Pernyataan tersebut disampaikan Nasaruddin dalam peluncuran buku Ekoteologi, Peta Jalan Moderasi Beragama, dan Trilogi Kerukunan yang diterbitkan oleh Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan SDM Kemenag. Buku ini membahas kaitan erat antara kesadaran global dalam merawat lingkungan dan pentingnya kerukunan antar umat beragama.

Nasaruddin mengungkapkan bahwa ekoteologi, yang menekankan pentingnya menjaga lingkungan hidup demi kesehatan manusia, akan menjadi bagian penting dari tugas Kementerian Agama. Ia menegaskan bahwa kerukunan sosial harus dijaga karena tanpa lingkungan yang sehat, kerukunan tidak akan dapat tercapai dengan baik, begitu juga sebaliknya.

Kurikulum Cinta untuk Memperkuat Kerukunan dan Nilai Cinta

Pemerintah tengah menyiapkan program Kurikulum Cinta untuk memperkuat nilai-nilai kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. Nasaruddin menjelaskan bahwa nilai cinta ini menjadi dasar bagi kebijakan yang konstruktif, produktif, dan mempersatukan.

Pentingnya menjaga kekayaan budaya, agama, dan sumber daya alam bangsa juga ditekankan oleh Nasaruddin sebagai bagian dari misi kementeriannya.

Pendidikan dan Pendekatan Keagamaan Global

Nilai-nilai ekoteologi dan kerukunan ini akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Kementerian Agama.

Program Kurikulum Cinta dan konsep ekoteologi mulai mendapat perhatian internasional, termasuk dalam pertemuan dengan otoritas Suci di Vatikan, yang menilai isu lingkungan sebagai masalah kemanusiaan yang harus diprioritaskan. Paus Leo XIV juga mengungkapkan pentingnya menjadikan isu lingkungan sebagai isu kemanusiaan yang mendasar.

Perhatian yang serupa juga disampaikan dalam berbagai pernyataan di Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menekankan pentingnya merawat lingkungan melalui pendekatan keagamaan.

Penulis :
Aditya Yohan