Pantau - Pengurus Pusat Pemuda Katolik memperingati Dies Natalis ke-80 dengan menegaskan komitmen menghadirkan kasih nyata dan harapan baru, terutama bagi anak-anak yang membutuhkan perhatian dan dukungan.
Kunjungan Kasih Jadi Wujud Kepedulian Nyata
Sebagai bagian dari peringatan delapan dekade berdirinya organisasi, rombongan pengurus pusat Pemuda Katolik menggelar kunjungan kasih ke Panti Asuhan Pelayanan Kasih Bhakti Mandiri di Jakarta Timur.
Rombongan membawa berbagai perlengkapan kebutuhan anak dan menghadirkan hiburan yang membangkitkan semangat dan keceriaan di tengah anak-anak panti.
Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, menyampaikan bahwa momen peringatan ini bukan sekadar seremoni ulang tahun, melainkan aksi nyata untuk menyapa dan menjawab kebutuhan masyarakat.
Ia memberikan pesan penyemangat kepada anak-anak agar terus belajar, bermimpi, dan percaya pada diri sendiri sebagai wujud keyakinan bahwa mereka adalah harapan masa depan bangsa.
“Kami ingin kehadiran ini membawa kehangatan dan keceriaan, karena senyum anak-anak menunjukkan bahwa kebaikan kecil pun berdampak besar,” ungkapnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat meringankan beban pengelola panti serta menghadirkan harapan baru bagi para penghuni.
Delapan Dekade Perjalanan, Dari Batavia ke Nusantara
Pemuda Katolik menandai usia ke-80 tidak hanya dengan perayaan, tetapi dengan tindakan bermakna yang menembus batas formalitas dan menjangkau kelompok yang membutuhkan perhatian.
Organisasi ini tetap bergerak berdasarkan semangat pro ecclesia et patria dan dorongan ad maiora natus sum sebagai tekad menuju perubahan yang lebih besar dan lebih mulia.
Berdasarkan catatan resmi, Pemuda Katolik merupakan organisasi kemasyarakatan nasional berbasis pemuda Katolik berusia 17–45 tahun.
Organisasi ini dideklarasikan pada 15 November 1945 dan diumumkan resmi dalam Kongres Partai Politik Katolik Indonesia di Surakarta pada 8 Desember 1945.
Embrio organisasi berasal dari Katholieke Jongelingen Bond (KJB) yang didirikan di Batavia pada November 1914 oleh Katholieke Sociale Bond (KSB) melalui prakarsa Pastor J. van Rijckevorsel.
KJB saat itu ditujukan bagi remaja yang telah menyelesaikan sekolah lanjutan pertama hingga usia 20 tahun.
- Penulis :
- Gerry Eka
