Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

ADB Setujui Pinjaman Rp7,86 Triliun untuk PLN, Dorong Transisi Energi Terbarukan di Indonesia

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

ADB Setujui Pinjaman Rp7,86 Triliun untuk PLN, Dorong Transisi Energi Terbarukan di Indonesia
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (sumber: PLN)

Pantau - Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman berbasis hasil senilai 470 juta dolar AS atau sekitar Rp7,86 triliun kepada PT PLN (Persero) untuk mempercepat transisi energi bersih di Indonesia.

Pinjaman ini merupakan bagian dari Accelerating Indonesia's Clean Energy Transition Program yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui pengembangan energi terbarukan.

Wakil Direktur ADB untuk Indonesia, Renadi Budiman, menyatakan bahwa program ini merupakan langkah penting dalam perjalanan Indonesia menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

"Program ini menandai langkah penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan energi lebih bersih dan lebih berkelanjutan," ungkapnya.

Fokus Pengembangan Energi Surya dan Angin

Program ini akan memfokuskan pembiayaan pada pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga surya (fotovoltaik) dan tenaga angin.

Selain itu, penguatan infrastruktur jaringan listrik juga menjadi prioritas, terutama di wilayah strategis seperti Jawa-Madura-Bali, Sumatra, dan Sulawesi.

Program ini ditargetkan mampu mengurangi emisi karbon dioksida (CO₂) hingga 2,5 juta metrik ton per tahun.

Langkah ini turut mendukung visi Jaringan Listrik ASEAN atau ASEAN Power Grid untuk meningkatkan konektivitas dan ketahanan energi regional.

Program ini juga selaras dengan target energi nasional, yaitu menghasilkan 41 persen listrik dari sumber terbarukan pada tahun 2040, meningkat dari sekitar 15 persen pada 2024.

Dukungan ini memperkuat implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang menargetkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt, dengan 76 persen di antaranya berasal dari energi terbarukan.

Diperkuat Dana Tambahan dan Dorongan Kesetaraan Gender

Program ini direncanakan berlangsung dari tahun 2026 hingga 2031 dengan tambahan pembiayaan sebesar 30 juta dolar AS (Rp502 miliar) dari Dana Infrastruktur ASEAN, Uni Eropa, dan Inggris melalui ASEAN Catalytic Green Finance Facility.

Hibah sebesar 3 juta dolar AS (Rp50,2 miliar) juga diberikan oleh Energy Access and Transition Trust Fund yang dikumpulkan oleh Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP).

Skema pembiayaan ini diharapkan mampu menarik investasi swasta senilai lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp16,73 triliun) untuk pembangunan proyek tenaga surya dan angin dengan total kapasitas mencapai 1.800 megawatt.

Selain aspek energi hijau, program ini juga mempromosikan kesetaraan gender melalui peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan di sektor energi terbarukan.

Upaya tersebut dilakukan dengan merekrut lebih banyak perempuan dan menyelenggarakan program pembelajaran serta magang di bidang energi bersih.

"Melalui dukungan untuk target energi terbarukan PLN serta memperkuat infrastruktur jaringan, kami membantu Indonesia menyiapkan fondasi bagi ketahanan energi dan konektivitas regional jangka panjang," ia mengungkapkan.

Penulis :
Leon Weldrick