Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Studi Ungkap Perempuan Paling Berisiko Kehilangan Pekerjaan akibat Otomatisasi Berbasis AI

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Studi Ungkap Perempuan Paling Berisiko Kehilangan Pekerjaan akibat Otomatisasi Berbasis AI
Foto: (Sumber : Ilustrasi - Sejumlah pekerja kantor berjalan pulang di jalan Sudirman, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/am..)

Pantau - Perempuan berisiko kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan memiliki kemungkinan 20 persen lebih kecil untuk menggunakan perangkat AI generatif dibanding laki-laki.

Pekerjaan yang Didominasi Perempuan Rentan Terdampak

Perempuan diperingatkan bisa tertinggal oleh kemajuan teknologi karena studi menunjukkan mereka dua kali lebih mungkin menempati pekerjaan yang terancam oleh AI.

Temuan menunjukkan pekerjaan yang didominasi perempuan seperti administrasi, pembukuan, kasir, dan staf kantor lebih rentan terdampak otomatisasi.

Studi tersebut juga mengungkapkan perempuan memiliki kemungkinan 20 persen lebih kecil menggunakan alat AI generatif, sehingga peluang mereka dalam pekerjaan yang bergantung pada teknologi tersebut semakin terbatas.

Menurut laporan AI Gender Gap dari konsultan Credera, hanya 22 persen talenta AI global adalah perempuan.

Supermums, lembaga sosial yang membantu perempuan masuk dunia teknologi, memperingatkan adanya risiko nyata perempuan akan tertinggal seiring pesatnya perkembangan teknologi.

Pendiri Supermums, Heather Black, menegaskan, "Pada dasarnya, perempuan, terutama para ibu, akan menjadi pihak yang menanggung akibat dari kebangkitan AI," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pemahaman teknologi menjadi kebutuhan mendesak, dengan menyatakan, "AI akan tetap ada terlepas kita menggunakannya atau tidak, sehingga mempelajari bagaimana cara kerjanya dan bagaimana memanfaatkannya adalah hal yang penting," ujarnya.

Peringatan bagi Kelompok Pekerja Perempuan

Laporan yang bersumber dari Anadolu dan dipublikasikan pertama kali melalui harian The Independent tersebut memperkuat kekhawatiran bahwa kesenjangan gender di sektor teknologi bisa semakin melebar.

Pakar menilai peningkatan kompetensi digital menjadi langkah penting agar perempuan dapat beradaptasi dan tetap kompetitif di pasar kerja yang semakin bergantung pada AI.

Penulis :
Aditya Yohan