Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Indonesia Dipastikan Siap Ikuti Aksesi CPTPP, Australia Beri Sinyal Positif

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Indonesia Dipastikan Siap Ikuti Aksesi CPTPP, Australia Beri Sinyal Positif
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Forum Diskusi bersama peneliti Universita Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu 19/11/2025 (sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)

Pantau - Indonesia resmi masuk dalam daftar negara yang dianggap siap mengikuti proses aksesi menuju keanggotaan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), menurut pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Australia yang akan menjabat sebagai Ketua CPTPP pada 2025 telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari empat calon anggota baru bersama Uruguay, Uni Emirat Arab, dan Filipina.

Menurut Airlangga, Indonesia telah memiliki fondasi kuat untuk memenuhi ketentuan dalam CPTPP karena sebagian besar aturan yang disepakati dalam perjanjian tersebut telah diakomodasi dalam berbagai kesepakatan internasional seperti WTO, RCEP, ASEAN, dan proses aksesi OECD.

"CPTPP ini merupakan perjanjian perdagangan antar ekonomi. Ketentuan-ketentuan dalam CPTPP secara umum sudah kita sepakati di berbagai perjanjian internasional seperti dalam kerangka WTO, RCEP, ASEAN, serta proses aksesi OECD. Maka itu, kita hanya memerlukan beberapa penyesuaian peraturan perundang-undangan untuk memenuhi komitmen di CPTPP," ungkapnya.

Proses Aksesi Dimulai 2026, Indonesia Siap Ambil Bagian

CPTPP merupakan salah satu perjanjian perdagangan paling ambisius yang menghubungkan 12 negara dengan populasi sekitar 590 juta jiwa dan mencakup hampir 15 persen dari PDB global.

Pada 2025, Australia akan memimpin CPTPP dan mendorong perluasan keanggotaan serta penguatan kerja sama ekonomi di kawasan Indo-Pasifik.

Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia, Don Farrell, menyatakan bahwa Australia telah mengidentifikasi empat negara yang sesuai dengan Prinsip Auckland, yaitu Uruguay, Uni Emirat Arab, Filipina, dan Indonesia.

Australia telah memulai proses aksesi dengan Uruguay dan berencana melanjutkan proses tersebut dengan tiga negara lainnya, termasuk Indonesia, pada tahun 2026.

Pemerintah Indonesia menyambut baik pengakuan tersebut dan menilainya sebagai sinyal penting atas kesiapan dan potensi Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam kerja sama ekonomi regional.

Dalam kunjungan kerja ke Singapura, Menko Airlangga juga bertemu dengan Minister for Trade and Industry Singapura, Gan Kim Yong, dan kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk terus memajukan proses aksesi ke CPTPP.

Peluang Strategis dan Manfaat Ekonomi

Keanggotaan Indonesia dalam CPTPP diproyeksikan akan membawa sejumlah manfaat strategis.

Pertama, akses pasar yang lebih luas akan terbuka, mengingat beberapa anggota CPTPP belum memiliki perjanjian dagang bilateral dengan Indonesia.

Kedua, Indonesia memiliki peluang peningkatan ekspor yang signifikan seiring peningkatan daya saing produk nasional.

Ketiga, Indonesia diperkirakan akan menerima tambahan arus investasi asing langsung berkat iklim investasi yang lebih transparan dan dapat diprediksi.

Selain itu, integrasi ekonomi yang lebih mendalam akan mendorong peningkatan PDB nasional.

Bagi CPTPP sendiri, kehadiran Indonesia akan memberikan nilai tambah penting.

Indonesia dinilai akan memperkuat integrasi regional, menciptakan peluang ekonomi baru, dan meningkatkan relevansi CPTPP sebagai blok perdagangan modern.

Posisi strategis Indonesia sebagai ekonomi terbesar di ASEAN juga akan memperkuat hubungan ekonomi kawasan.

Ke depan, kebijakan perdagangan nasional akan diarahkan menuju standar yang lebih tinggi, sesuai dengan prinsip CPTPP.

"Peningkatan standar tersebut diharapkan mendorong pertumbuhan ekspor dan impor, sekaligus meningkatkan volume perdagangan antarnegara anggota CPTPP secara keseluruhan," ia mengungkapkan.

Penulis :
Leon Weldrick
Editor :
Leon Weldrick