
Pantau - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Guangzhou menggelar Indonesia–Southern China Business Forum (ISCBF) di Shenzhen, Provinsi Guangdong, pada Rabu (19/11), yang mempertemukan sekitar 120 pelaku usaha dari Indonesia dan China bagian selatan.
Forum ini menghasilkan kesepakatan investasi di sektor pembangkit listrik biomassa, kabel listrik bawah laut, photovoltaic, dan logistik dengan total nilai mencapai lebih dari 7,5 miliar dolar AS.
"Provinsi Guangdong memegang peranan penting sebagai katalisator kerja sama kedua negara di bidang perdagangan, investasi dan people-to-people. China bagian selatan juga menjadi powerhouse ekonomi kedua negara di sektor prioritas pemerintah Indonesia termasuk energi," ungkap Konsul Jenderal RI di Guangzhou, Ben Perkasa Drajat, dalam keterangan tertulis pada Jumat (21/11).
Energi Hijau Jadi Fokus Investasi Jangka Panjang
Direktur Promosi Investasi dan Hilirisasi BKPM, Rakhmat Yulianto, menyampaikan bahwa pemerintah menetapkan transformasi ekonomi hijau sebagai tema besar untuk mencapai visi "Indonesia Emas 2045".
"Investasi China merupakan salah satu pendorong utama di sektor hilirisasi industri, dengan menciptakan ekosistem energi hijau," ujarnya.
Indonesia kini memiliki kawasan industri terintegrasi yang siap menampung investasi dari China bagian selatan, khususnya di sektor elektronik, otomotif, petrokimia, pengolahan makanan, logistik, teknologi energi baru, industri digital, dan pusat data.
Perwakilan Biro Promosi Investasi Provinsi Guangdong, Liu Dezeng, menyebutkan bahwa nilai Foreign Direct Investment (FDI) dari Guangdong ke Indonesia pada 2024 meningkat 3,3 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
"Saya meyakini kemitraan kedua negara akan semakin meningkat, terutama dengan mengundang investasi China bagian selatan di sektor energi terbarukan, kendaraan listrik, robotik dan drone," ungkap Liu.
Indonesia Dilirik Sebagai Sentra Energi dan Teknologi
Dalam diskusi panel, Indonesia dinilai sebagai destinasi investasi unggulan di Asia Tenggara karena memiliki penduduk besar, usia produktif tinggi, ekonomi terbesar di kawasan, dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Indonesia juga dipandang sebagai calon produsen energi masa depan berkat kekayaan sumber daya alamnya.
Bank Mandiri menyatakan kesiapannya mendukung investasi dari China, mulai dari tahap awal hingga operasional proyek, termasuk sektor mineral dan batu bara.
Perusahaan China seperti GEM yang telah berinvestasi di Indonesia menyebut bahwa strategi mereka bersifat jangka panjang dan berfokus pada lokalisasi teknologi serta pengembangan sumber daya manusia.
GEM juga terus mengembangkan teknologi hijau untuk pemrosesan dan pengolahan nikel di Indonesia.
China Selatan, Mitra Strategis dan Pintu Ekspor Indonesia
China bagian selatan menjadi salah satu pintu utama ekspor Indonesia, menampung sepertiga produk unggulan seperti batu bara, kopi, sarang burung walet, makanan dan minuman, serta buah-buahan tropis.
Wilayah ini juga merupakan markas perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Huawei, BYD, Tencent, dan ZTE, yang menjadi sumber investor potensial di sektor prioritas Indonesia seperti kendaraan energi baru, kesehatan, bioteknologi, teknologi digital, cloud computing, dan telekomunikasi.
Dari sisi konektivitas, terdapat lebih dari 59 penerbangan langsung per minggu dari kota-kota besar di China selatan seperti Guangzhou, Shenzhen, Fuzhou, Xiamen, dan Haikou ke lima kota besar di Indonesia.
KJRI Guangzhou secara rutin menyelenggarakan forum ini setiap tahun sebagai bagian dari strategi menarik investasi sektor tematik yang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







