
Pantau - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan skema evakuasi warga setelah status Gunung Sangeang Api di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, meningkat dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) sejak Jumat, 22 November 2025.
Kenaikan status ini dipicu oleh keluarnya asap dari kawah utama serta munculnya tembusan baru yang berbeda dari letusan terakhir pada tahun 2014.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB menyatakan bahwa zona berbahaya ditetapkan sejauh radius 3 kilometer dari kawah utama dan di sektor Timur–Tenggara hingga garis pantai sejauh 6,5 kilometer.
Meski demikian, sekitar 150 warga masih melakukan aktivitas seperti bertani, beternak, dan melaut di luar area larangan.
Koordinasi Mitigasi dan Kesiapsiagaan
BPBD NTB telah menggelar rapat koordinasi bersama Pemkab Bima, TNI, Polri, dan instansi terkait untuk menyusun langkah mitigasi dan kesiapsiagaan.
Langkah awal yang sudah dilakukan meliputi sosialisasi evakuasi kepada warga, pembagian masker, dan penyaluran bantuan logistik ke desa terdampak.
"Tujuan utama dari mitigasi ini adalah meminimalkan risiko dan kerugian warga bila terjadi peningkatan aktivitas vulkanik," ungkap Kepala BPBD NTB, Ahmadi.
Rencana Evakuasi Jika Status Meningkat
Jika aktivitas vulkanik meningkat ke Level III (Siaga) atau Level IV (Awas), berbagai instansi akan dikerahkan untuk mendukung proses evakuasi.
Tim yang disiapkan meliputi SAR Bima, TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan BPBD.
Peralatan evakuasi juga telah disiagakan, termasuk speed boat milik SAR, Polairud, Dishub, dan KSDA, serta tenda pengungsian, dapur umum, dan logistik dari BPBD, Dinas Sosial, TNI, PMI, dan Dinas Ketahanan Pangan.
Pemerintah berharap seluruh tahapan penanganan darurat dapat berjalan efektif dan responsif terhadap dinamika aktivitas gunung api.
- Penulis :
- Gerry Eka








