Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Bencana Cuaca Ekstrem di Sumbar Timbulkan Kerugian Awal Rp4,9 Miliar, Tiga Daerah Terdampak Parah

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Bencana Cuaca Ekstrem di Sumbar Timbulkan Kerugian Awal Rp4,9 Miliar, Tiga Daerah Terdampak Parah
Foto: (Sumber : Satu unit ekskavator membersihkan tumpukan material longsor di UIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat, Selasa (25/11/2025). ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat mengestimasikan nilai kerugian sementara akibat bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem mencapai Rp4,9 miliar, berdasarkan laporan hingga Selasa (25/11) pukul 16.00 WIB.

Cuaca Ekstrem Picu Banjir dan Longsor di Tiga Wilayah

"Jumlah kerugian ini masih bersifat sementara berdasarkan laporan kabupaten/kota per Selasa (25/11) pukul 16.00 WIB", kata Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi, di Padang, Rabu (26/11).

Cuaca ekstrem yang terjadi sejak Sabtu (22/11) memicu berbagai bencana di sejumlah wilayah di Sumbar, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan banjir bandang.

Tiga daerah dengan dampak paling besar adalah Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, dan Kota Padang.

Arry menjelaskan bahwa nilai kerugian berpotensi bertambah karena proses asesmen detail masih berlangsung di lapangan.

BMKG memperkirakan hujan lebat hingga ekstrem masih berpotensi terjadi hingga 27 November 2025.

"Perkiraan kerugian sementara sekitar Rp4,9 miliar lebih. Ini baru perkiraan awal. Tim di lapangan terus melakukan verifikasi agar kita mendapatkan gambaran menyeluruh terkait dampak bencana dan kebutuhan intervensi pemulihan", ujar Arry.

Pemerintah Provinsi Lakukan Penanganan Darurat Terpadu

Sejak awal kejadian, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah menggerakkan seluruh perangkat daerah untuk mempercepat penanganan darurat, memulihkan akses, memenuhi kebutuhan dasar warga, serta memperkuat koordinasi lintas sektor.

"Kita bekerja dalam satu sistem komando. BPBD berada di garis depan didukung organisasi perangkat daerah teknis, TNI dan Polri serta pemerintah kabupaten/kota. Akses jalan dibuka, distribusi bantuan berjalan dan layanan dasar diupayakan tetap stabil", ujar Arry.

Pemerintah juga terus melakukan asesmen menyeluruh terhadap rumah warga yang terdampak, fasilitas umum, lahan pertanian, dan infrastruktur yang mengalami kerusakan.

"Data kerusakan yang valid sangat penting bagi pemerintah untuk menghitung kebutuhan anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi setelah bencana. Kita ingin proses pemulihan berjalan cepat dan tepat sasaran", tambahnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf