
Pantau - Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono meresmikan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) Sinergi Bersih di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sebagai bagian dari upaya mengatasi krisis sampah yang kian mengkhawatirkan di Indonesia.
Krisis Sampah Jadi Ancaman Serius
Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis sampah nasional yang memerlukan penanganan segera dan terstruktur.
Diperkirakan dari 56 juta ton sampah yang dihasilkan setiap hari, hanya sekitar 39% yang dapat terkelola secara maksimal.
Bahkan, data dari beberapa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menunjukkan tingkat pengelolaan sampah baru mencapai sekitar 20%.
Di Jakarta sendiri, jumlah sampah yang dihasilkan mencapai sekitar 8.000 ton per hari.
Sebagian besar dari sampah tersebut dibuang ke TPST Bantar Gebang yang kini kapasitasnya semakin terbatas.
Sebagian lainnya mencemari lingkungan sekitar karena belum tertangani secara baik.
Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Dudi Gardesi, menyatakan pentingnya langkah konkret dalam pengelolaan sampah.
"Penanganan sampah perlu dilakukan secara strategis, terukur, kolaboratif, dan inovatif," ungkapnya.
TPS3R Jadi Solusi Kolaboratif
Peresmian TPS3R Sinergi Bersih dilakukan melalui kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, PT Nestlé Indonesia, WWF-Indonesia, dan Waste4Change.
Pendekatan yang digunakan dalam fasilitas ini mengedepankan prinsip reduce, reuse, recycle serta kolaborasi multi-pihak.
Wamen LHK Diaz Hendropriyono menegaskan bahwa pembangunan TPS3R merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah dalam mengurangi tekanan terhadap TPA.
Pemerintah sendiri menargetkan pembangunan sebanyak 1.195 unit TPS3R di seluruh Indonesia.
Sebagian dari target tersebut akan dicapai melalui revitalisasi fasilitas lama yang sudah tidak optimal.
TPS3R Sinergi Bersih menjadi salah satu bentuk konkret dari sinergi pemerintah dan sektor swasta dalam mengatasi krisis sampah yang terus memburuk.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti







