
Pantau – BMKG telah mengadakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di tiga posko di Sumatera, yaitu di Aceh, Medan, dan Padang, untuk mengurangi potensi hujan yang mengganggu penyaluran bantuan bagi korban banjir dan tanah longsor.
Tujuan OMC untuk Mendukung Penanggulangan Bencana
Operasi ini bertujuan untuk mengurangi hujan yang dapat menghambat proses evakuasi serta distribusi logistik ke wilayah yang terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. BMKG berharap operasi ini dapat mendukung upaya penanggulangan bencana dengan meminimalkan gangguan cuaca.
Metode Modifikasi Cuaca
BMKG menggunakan dua metode modifikasi cuaca utama. Pertama, NaCl (larutan garam halus) digunakan untuk menciptakan hujan di daerah yang tidak rawan bencana. Kedua, Kalsium Oksida (CaO) digunakan untuk mencegah hujan di wilayah yang rawan bencana, sehingga dapat menjaga kondisi cuaca tetap kondusif untuk distribusi bantuan.
Penerbangan Modifikasi Cuaca
Untuk melaksanakan modifikasi cuaca, BMKG melibatkan lima pesawat yang ditempatkan di tiga posko utama di Aceh, Medan, dan Padang. Pesawat-pesawat ini akan melakukan penerbangan untuk mengendalikan kondisi cuaca sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Peran Gubernur dan Pemerintah Daerah
BMKG mengimbau kepada gubernur dan pemerintah daerah setempat untuk segera menetapkan status siaga darurat, agar modifikasi cuaca dapat dilaksanakan secara efektif. Penetapan status ini juga akan mendukung upaya penanggulangan bencana secara menyeluruh dan terkoordinasi.
Operasi Modifikasi Cuaca Dilanjutkan hingga Rabu
Operasi modifikasi cuaca ini akan dilanjutkan hingga Rabu, 3 Desember 2025, guna memastikan kondisi cuaca tidak mengganggu upaya distribusi bantuan dan pemulihan pascabanjir. BMKG berharap cuaca yang lebih stabil dapat memperlancar proses bantuan dan pemulihan bagi korban bencana.
- Penulis :
- Aditya Yohan







