
Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Bane Manalu, mendorong pemerintah pusat untuk memperkuat daya saing kain tenun ulos melalui program pendampingan yang terstruktur, terutama oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Ulos Berpotensi Menjadi Produk Fashion Nasional dan Internasional
Dalam kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Senin (1/12/2025), Bane Manalu menegaskan bahwa ulos tidak lagi terbatas sebagai pakaian adat, melainkan bisa dikembangkan menjadi produk fashion yang dapat digunakan secara luas.
"Ulos bisa jadi fashion, pakaian yang bisa dipakai sehari-sehari dan produk lainnya. Agar ini terjadi butuh pendampingan dari Kementerian Ekonomi Kreatif," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa bentuk pendampingan dapat mencakup akses pemodalan, bantuan pemasaran, hingga pengembangan desain, agar produk ulos dari kawasan Danau Toba bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
"Bagaimana produk ulos yang dihasilkan bisa dipakai orang Jawa, orang Bali, Lombok, dan semuanya, bahkan bisa digunakan di pasar internasional. Itu hanya mungkin terjadi jika pendampingan-nya clear," ia menegaskan.
Sinergi Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Jadi Kunci
Bane berharap kunjungan kerja ini dapat menjadi momentum bagi pemerintah, khususnya Kementerian Ekonomi Kreatif, untuk mengimplementasikan langkah-langkah pendampingan secara konkret dan berkelanjutan.
Dukungan serupa juga disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, yang menekankan pentingnya keterkaitan antara sektor ekonomi kreatif dan pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba.
"Pengembangan pariwisata harus beririsan yang kuat dari sisi ekonomi kreatifnya. Kita tahu di kawasan Danau Toba ini banyak penenun ulos. Jadi harus kita dorong," ujar Lamhot.
Upaya memperkuat daya saing ulos ini dinilai penting tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan para perajin, tetapi juga sebagai bagian dari strategi nasional dalam mengangkat potensi lokal ke kancah internasional.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf








