
Pantau - Tim Bantuan Medis dari Universitas Hasanuddin (Unhas) mengambil alih layanan kesehatan di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, guna menggantikan tenaga medis lokal yang kelelahan akibat bekerja tanpa henti pascabencana banjir dan longsor.
Ketua Tim Bantuan Medis Unhas untuk wilayah terdampak di Aceh, dr. Muh Andry Usman, SpOT (K), menjelaskan bahwa fasilitas rumah sakit di Pidie Jaya masih berfungsi dengan baik, namun tenaga medis setempat mulai kewalahan menghadapi tingginya beban kerja.
Kebutuhan Mendesak: Obat, Listrik, dan Air Bersih
Tim dari Unhas dikerahkan untuk memperkuat dan menjaga kelangsungan layanan medis di daerah tersebut.
Stok obat-obatan dan alat medis masih mencukupi untuk sementara waktu, tetapi diperkirakan tidak akan bertahan hingga satu minggu ke depan.
Kebutuhan paling mendesak saat ini adalah pasokan listrik dan air bersih.
Listrik menjadi penopang utama untuk mendukung komunikasi dan operasional pelayanan medis, sementara distribusinya bergantung pada penggunaan genset.
Namun, pasokan bahan bakar solar untuk genset mulai terbatas dan menjadi tantangan tersendiri.
Akses Terputus, Evakuasi Hanya Bisa Melalui Udara
Selain Pidie Jaya, terdapat sejumlah wilayah lain di Aceh yang juga terdampak bencana dan sulit dijangkau karena akses darat terputus.
Evakuasi korban di wilayah tersebut hanya dapat dilakukan melalui jalur udara menggunakan helikopter, yang kapasitas angkutnya sangat terbatas.
Departemen Orthopedi Unhas juga mengirimkan dua tenaga medis tambahan untuk bergabung dengan tim kesehatan di kapal KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Kapal tersebut saat ini berlabuh di perairan Sibolga, Sumatera Utara, dan berfungsi sebagai pusat layanan medis bagi korban bencana yang dievakuasi dari wilayah terdampak.
- Penulis :
- Aditya Yohan







