
Pantau - Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Ditlantas Polda) Bali memadukan pemanfaatan teknologi canggih dengan kearifan lokal desa adat guna menciptakan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Kolaborasi ini ditekankan dalam Forum Group Discussion (FGD) bertema Polantas Menyapa Wisatawan, Tertib Berlalu Lintas Menuju Pariwisata Berkualitas yang digelar di Denpasar, Kamis (4/12/2025).
"Bali adalah ikon internasional. Dengan sinergi teknologi, adat, dan kolaborasi lintas sektor, kami pastikan setiap wisatawan merasakan Bali yang tertib, aman, dan selamat," ungkap Direktur Lalu Lintas Polda Bali, Komisaris Besar Polisi Turmudi.
Pendekatan Teknologi: Smart Road Safety Policing
Ditlantas Polda Bali mengedepankan konsep smart road safety policing sebagai pusat kendali lalu lintas berbasis teknologi.
Konsep ini memanfaatkan integrasi antara CCTV, sistem ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement), data kecelakaan, serta laporan masyarakat untuk memantau perilaku pengguna jalan secara real-time.
Teknologi ini mampu mendeteksi berbagai pelanggaran lalu lintas secara otomatis, seperti pengendara tanpa helm, melawan arus, hingga berkendara ugal-ugalan.
"Smart road safety policing menjadi instrumen penting untuk membangun budaya tertib dan meningkatkan keselamatan pengguna jalan di seluruh wilayah Pulau Bali. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menyapa setiap wisatawan dengan memberikan layanan lalu lintas yang modern dan humanis," ia mengungkapkan.
Pengawasan semakin diperkuat dengan penggunaan Peta Keselamatan Jalan berbasis geospasial.
Peta ini menyajikan informasi titik rawan kecelakaan, lokasi pelanggaran, jalur wisata padat, hingga prediksi risiko, yang memungkinkan seluruh instansi melakukan intervensi secara cepat dan terkoordinasi.
Kearifan Lokal Jadi Pilar Pengawasan Lalu Lintas
Selain teknologi, Ditlantas Polda Bali juga menekankan peran nilai-nilai adat melalui sinergi dengan Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA), Desa Adat, Pecalang, dan komunitas Sipandu Beradat.
Pelibatan masyarakat adat ini memperkuat edukasi, pengawasan, serta pelaporan potensi gangguan terhadap keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcar), terutama di kawasan wisata.
"Inilah fondasi utama menuju pariwisata Bali yang semakin berkualitas dan berkelanjutan serta meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Bali," tegas Turmudi.
FGD ini turut dihadiri oleh berbagai pihak lintas sektor, seperti Pemerintah Provinsi Bali, Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, PUPR, Jasa Raharja, BPTD, PHRI, Organda, serta perwakilan dari Desa Adat dan Pecalang.
Pertemuan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat budaya tertib berlalu lintas demi mendukung citra Bali sebagai destinasi wisata unggulan yang aman dan nyaman.
- Penulis :
- Leon Weldrick







