Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Novita Hardini: Alih Fungsi Lahan Jadi Sawit Ancam Masa Depan Industri dan Ekologi Nasional

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Novita Hardini: Alih Fungsi Lahan Jadi Sawit Ancam Masa Depan Industri dan Ekologi Nasional
Foto: (Sumber : Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini. ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi..)

Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini, menyatakan bahwa alih fungsi lahan dari sektor industri dan kepentingan strategis lainnya menjadi perkebunan sawit dapat mengancam kedaulatan nasional, keberlanjutan ekologi, dan peluang pertumbuhan industri masa depan.

Ia mengingatkan bahwa jika seluruh lahan hanya diprioritaskan untuk sawit, Indonesia akan kehilangan ruang penting untuk pengembangan inovasi industri yang berkelanjutan.

"Kita harus seimbang: ekonomi jalan, tapi lingkungan dan masa depan generasi kita tetap terlindungi", tegas Novita.

Serukan Transformasi Industri ke Teknologi Hijau dan Energi Bersih

Dalam menghadapi tantangan tata ruang, kebutuhan energi, dan perubahan iklim global, Novita menekankan bahwa solusi yang paling rasional adalah melalui inovasi teknologi hijau.

"Industri harus bertransformasi. Kita tidak bisa lagi bergantung pada SDA mentah. Kita harus menciptakan nilai tambah dengan teknologi tinggi dan energi bersih", ujarnya.

Ia menekankan bahwa arah pembangunan industri nasional ke depan harus melompat pada teknologi ramah lingkungan dan mengarah pada kemandirian bahan baku.

Indonesia, menurutnya, tidak boleh lagi bergantung pada bahan bakar fosil dan praktik eksploitasi sumber daya alam mentah.

Teknologi kendaraan listrik tanpa bensin, lanjut Novita, tidak boleh hanya dianggap sebagai tren, tetapi harus menjadi kebutuhan nasional.

"Kita harus berinvestasi pada industri masa depan yang lebih bersih, lebih efisien, dan tidak merusak lingkungan", katanya.

Bangun Rantai Pasok Berkelanjutan dan Strategi Jangka Panjang

Novita juga menyoroti pentingnya membangun rantai pasok bahan baku dalam negeri yang memenuhi standar keberlanjutan.

Tanpa rantai pasok yang hijau dan mandiri, industri Indonesia akan terus bergantung pada impor dan menjadi rentan terhadap krisis pasokan.

"Pemasok bahan baku di dalam negeri harus kita siapkan. Standarnya harus hijau, berkelanjutan, dan tidak mengulang kesalahan masa lalu. Kalau tidak, inovasi teknologi kita hanya akan berjalan setengah hati", tegasnya.

Ia meminta agar strategi nasional disusun berdasarkan roadmap masa depan yang aman secara bisnis dan ramah terhadap lingkungan.

Menurutnya, setiap keputusan strategis yang dibuat hari ini akan menentukan kualitas lingkungan hidup bagi generasi mendatang.

Karena itu, Novita mendorong agar sektor industri secara serius mulai memperhitungkan dampak ekologis dalam setiap kebijakan dan pengembangan.

Penulis :
Ahmad Yusuf