Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Anak Gajah Sumatera Lahir di Way Kambas, Jadi Harapan Baru Pelestarian Satwa Langka

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Anak Gajah Sumatera Lahir di Way Kambas, Jadi Harapan Baru Pelestarian Satwa Langka
Foto: (Sumber : Anak gajah sumatera yang baru saja lahir di Taman Nasional Way Kambas bersama induknya bernama Yulia ketika dipersika kondisinya di TN Way Kambas, Lampung, Jumat (5/12/2025) ANTARA/HO-Kemenhut.)

Pantau - Seekor anak gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) lahir di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) pada Rabu, 4 Desember 2025 pukul 23.25 WIB, menandai kabar baik bagi upaya pelestarian satwa langka tersebut.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengumumkan bahwa anak gajah berjenis kelamin betina itu merupakan anak pertama dari induk bernama Yulia, seekor gajah betina berusia 12 tahun.

Kepala Balai TN Way Kambas, MDH Zaidi, menyampaikan, "Alhamdulillah, kondisi anak dan induknya sehat. Anak gajah sudah bisa berdiri dan berjalan sendiri pada pukul 02.05 WIB."

Anak Gajah Aktif dan Mulai Menyusu, Berat Diperkirakan 64 Kilogram

Hingga pagi setelah kelahirannya, anak gajah terlihat aktif dan mulai belajar menyusu kepada induknya.

"Sampai pukul 07.49 WIB, anak gajah terlihat terus berusaha menyusu. Dari pengukuran tinggi dan lingkar badan, beratnya diperkirakan 64 kilogram," tambah Zaidi.

Kelahiran ini dinilai sebagai momentum penting dalam pelestarian gajah sumatera, spesies endemik Indonesia yang kini berstatus kritis dan terancam punah menurut daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Optimisme Baru di Tengah Ancaman terhadap Habitat Gajah Sumatera

Kelahiran anak gajah ini memberikan harapan baru terhadap keberlanjutan populasi gajah di kawasan konservasi Way Kambas, yang selama ini menjadi habitat penting bagi spesies tersebut.

Namun, populasi gajah sumatera masih terus terancam oleh berbagai faktor, seperti:

  • Perambahan hutan
  • Perluasan perkebunan legal dan ilegal
  • Alih fungsi lahan di wilayah jelajah gajah

Pemerintah Indonesia sebelumnya telah melakukan sejumlah langkah penertiban, termasuk di Taman Nasional Tesso Nilo, guna mengembalikan fungsi kawasan konservasi yang sempat dirambah untuk perkebunan sawit ilegal.

Kelahiran ini menjadi penanda bahwa konservasi berbasis habitat alami masih berperan penting dalam menyelamatkan satwa liar Indonesia.

Penulis :
Aditya Yohan