
Pantau - Pemerintah Indonesia dan Rusia mempercepat penyelesaian sejumlah nota kesepahaman (MoU) menjelang pameran industri global INNOPROM 2026 yang akan diselenggarakan pada Juli 2026 di Rusia.
Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, melakukan kunjungan kerja ke Moskow pada 8 Desember 2025 untuk memperkuat hubungan kerja sama industri kedua negara.
Dalam kunjungan tersebut, Menperin menghadiri pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Perdagangan Federasi Rusia, Anton Alikhanov, yang menghasilkan kesepakatan penting.
Fokus Kerja Sama pada Riset Krisotil dan Galangan Kapal
Dua dokumen utama yang disepakati dalam pertemuan tersebut adalah MoU on Cooperation in the Field of Scientific Research on the Safe Use of Chrysotile Asbestos dan MoU on Cooperation in the Field of Shipbuilding.
"Melalui penandatanganan serta finalisasi MoU ini menjadi landasan penting untuk memperluas kolaborasi teknologi, riset, dan penguatan daya saing industri nasional," ungkap Menperin.
MoU di bidang pembangunan kapal mencakup kolaborasi industri galangan kapal antara Indonesia dan Rusia.
Menperin menyatakan bahwa kerja sama tersebut diharapkan memberikan manfaat signifikan bagi pengembangan sektor galangan kapal di kedua negara.
Sementara itu, kerja sama riset penggunaan chrysotile asbestos atau asbes putih secara aman akan mendorong penelitian ilmiah yang mendukung industri material.
Sebagai tindak lanjut, dua tenaga laboratorium dari Indonesia telah mengikuti pelatihan yang difasilitasi Pemerintah Rusia pada September 2024.
Menperin menegaskan bahwa kedua MoU ini akan berdampak besar terhadap pengembangan sektor manufaktur dan penguatan sumber daya manusia industri Indonesia.
Persiapan INNOPROM 2026 dan Penguatan Hubungan Strategis
Pertemuan bilateral juga membahas tindak lanjut dari Sidang Komisi Bersama Indonesia-Rusia, khususnya Working Group on Trade, Investment and Industry.
Isu-isu strategis yang dibahas mencakup industri, rantai pasok halal, perdagangan, logistik, standardisasi dan sertifikasi, pertanian, serta sektor finansial.
Menperin menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan BRICS Centre for Industrial Competences (BCIC) sebagai forum internasional yang potensial.
"Indonesia mendukung penuh kolaborasi yang dijalin dengan Rusia di berbagai forum internasional, salah satunya BCIC yang memiliki potensi untuk memacu digitalisasi industri, teknologi mobilitas baru, sistem transportasi tanpa awak, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan IKM, transformasi digital, kecerdasan buatan, dan bio-industri," ia mengungkapkan.
Kemenperin meyakini bahwa harmonisasi program kerja sama ini akan memperkuat kesiapan Indonesia dalam menampilkan potensi industri terbaik di INNOPROM 2026.
Kerja sama ini diproyeksikan memperluas akses pasar, memperkuat rantai pasok, serta mempercepat transformasi industri nasional menuju arah yang modern dan berkelanjutan.
"Dengan semangat kolaborasi yang terus meningkat, kami optimistis bahwa hubungan industri dengan Rusia akan semakin kuat dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan bagi kedua negara," ujar Agus.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia sendiri telah terjalin selama 75 tahun.
Puncak penguatan hubungan ini terlihat dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vladimir Putin pada Juni 2025, yang membuka peluang baru di sektor industri, perdagangan, dan investasi.
"Tahun ini kami merayakan 75 tahun hubungan bilateral yang memiliki nilai historik panjang dan kami berharap kedepannya kolaborasi antara Indonesia dengan Rusia akan semakin menguat. Kami juga menyambut baik rencana kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Jakarta guna memperkokoh kolaborasi kedua negara," tambah Menperin.
- Penulis :
- Arian Mesa








