
Pantau - Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Rizal Edwin Manansang, menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima usulan resmi mengenai rencana pembentukan KEK di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
"Belum ada (usulan), belum ada. Memang katanya sih mau ada usulan mau masuk, tapi kami belum terima usulannya," ungkapnya.
Dukungan Bergantung pada Kelayakan Proposal
Rizal menegaskan bahwa dukungan dari Dewan Nasional KEK terhadap rencana tersebut akan bergantung sepenuhnya pada isi dan kelayakan proposal yang diajukan.
"Tergantung pada usulan, tergantung pada proposalnya. Nanti kita lihat proposalnya. Jadi kenapa itu harus ada KEK? Itu juga harus dijawab oleh yang mengusulkan. Kenapa kok penting? Kenapa mesti ada KEK di situ? Mereka harus bisa jawab itu," ia mengungkapkan.
Setiap pengajuan usulan KEK, menurut Rizal, harus memenuhi sejumlah persyaratan dasar.
Persyaratan tersebut meliputi adanya investor awal, penguasaan lahan minimal 50 persen, serta lokasi yang tidak berada di kawasan hutan lindung, konservasi, atau zona lingkungan sensitif lainnya.
"Kalau salah satu persyaratan itu tidak dipenuhi, enggak akan disetujui. Kita lihat sekarang kan banjir di mana-mana, itu karena lingkungan kita enggak dijaga. Salah satu persyaratan dari KEK adalah jangan sampai itu mengganggu lingkungan," tegas Rizal.
Dukungan Gubernur Jawa Barat dan Usulan Pemindahan PTDI
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan dukungannya terhadap pengembangan BIJB Kertajati sebagai kawasan industri dirgantara.
Dedi menyebutkan bahwa pengembangan kawasan tersebut dapat dilakukan tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Kalau industri pertahanan dibangun di sini (BIJB Kertajati), pemindahan PTDI tidak perlu memakai APBN. Tinggal hitung nilai tanah di Bandung dengan yang di sini," ungkap Dedi.
Menurutnya, kawasan BIJB Kertajati telah memiliki konektivitas yang memadai, dengan keterhubungan jalan tol ke Pelabuhan Patimban, Jakarta, dan Bandung.
Ia juga mendorong penguatan konektivitas kereta api melalui reaktivasi jalur lama yang pernah ada.
"Jalur kereta dekat ke Cirebon, tinggal reaktivasi. Dulu Majalengka punya jalur sampai Kadipaten. Tinggal ditarik saja, tidak masalah," ujar Dedi.
Dedi menambahkan bahwa pengembangan fasilitas pendukung seperti asrama haji masih menunggu peningkatan aktivitas penerbangan di BIJB.
Sebagai solusi sementara, hotel-hotel di sekitar bandara dapat dimanfaatkan sebagai alternatif akomodasi bagi para pengguna jasa bandara.
- Penulis :
- Arian Mesa







