Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Perkuat Fondasi Industrialisasi Lewat Program Vokasi dan Magang Nasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pemerintah Perkuat Fondasi Industrialisasi Lewat Program Vokasi dan Magang Nasional
Foto: (Sumber: Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (ANTARA/HO-Kemenperin).)

Pantau - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa program pendidikan vokasi, kerja sama pelatihan, dan Program Magang Nasional merupakan bagian penting dalam strategi memperkuat fondasi industrialisasi di Indonesia melalui penciptaan sumber daya manusia industri yang kompeten dan adaptif.

Magang Nasional Serap 100 Ribu Peserta, Gaji Setara UMP

Agus Gumiwang menegaskan pentingnya penyelarasan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri agar generasi muda mendapatkan kesempatan kerja sesuai bidang keahliannya.

"Kita membutuhkan SDM industri yang kompeten, adaptif dan selaras dengan kebutuhan dunia kerja. Program Vokasi Kemenperin, kolaborasi pelatihan lintas kementerian serta skema magang nasional merupakan bagian penting dari strategi memperkuat fondasi industrialisasi Indonesia," ujarnya.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Doddy Rahadi, menyebut Program Magang Nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto mendapat respons antusias.

Hingga batch ketiga, lebih dari 104 ribu peserta telah mengikuti program ini.

Program magang ditujukan untuk lulusan baru (fresh graduate) dengan insentif uang saku setara Upah Minimum Provinsi (UMP) di masing-masing daerah.

Program ini tidak hanya memberikan pengalaman kerja, tetapi juga memperkuat ekosistem industri nasional dan meningkatkan kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja.

Kolaborasi lintas kementerian dan pelibatan dunia usaha menjadi kunci dalam memastikan kebutuhan tenaga kerja industri terpenuhi secara berkelanjutan.

Tenaga Terampil Siap ke Pasar Global, BDI Yogyakarta Jadi Pusat Pelatihan Unggulan

Selain magang nasional, BPSDMI juga bekerja sama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) untuk menyiapkan tenaga kerja industri yang siap bersaing di pasar global.

Salah satu bentuk kerja sama tersebut melibatkan pelatihan 200 welder Indonesia yang kini bekerja di Slovakia dengan penghasilan mencapai Rp90 juta per bulan.

Doddy berharap para pekerja migran terampil tersebut nantinya dapat menjadi motor penggerak wirausaha industri saat kembali ke Tanah Air.

"Kami selalu mengingatkan agar pendapatan yang mereka peroleh dikelola dengan baik dan disisihkan sebagai modal usaha ketika kembali ke tanah air," jelasnya.

Dalam mendukung pengembangan SDM industri, Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta ditunjuk sebagai salah satu pusat unggulan pengembangan tenaga kerja kompeten.

Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 2 Tahun 2022, BDI Yogyakarta memiliki mandat strategis untuk menyiapkan tenaga kerja di sektor plastik, alas kaki, furnitur, tekstil dan produk tekstil, serta alat kesehatan.

Kepala BDI Yogyakarta, Kunto Purwo Widagdo, menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan menjadi Center of Excellence dalam pengembangan SDM industri pada tahun 2029.

Visi tersebut akan diwujudkan melalui pelatihan berskala internasional, penyelenggaraan diklat profesional berbasis kompetensi, serta penguatan kelembagaan dengan teknologi dan SDM yang unggul.

"Kami terus memperluas kemitraan dengan industri dan lembaga pemerintah untuk memastikan seluruh program pelatihan benar-benar menjawab kebutuhan sektor manufaktur yang sedang berkembang pesat," tegasnya.

Penulis :
Aditya Yohan