Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mercer Marsh Benefits Luncurkan IHBS 2025 sebagai Rujukan Strategis Manfaat Kesehatan Karyawan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Mercer Marsh Benefits Luncurkan IHBS 2025 sebagai Rujukan Strategis Manfaat Kesehatan Karyawan
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Sejumlah pekerja kantor berjalan pulang di jalan Sudirman, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww/am.)

Pantau - Mercer Marsh Benefits MMB Indonesia meluncurkan laporan Indonesia Health Benefits Study IHBS 2025 sebagai rujukan strategis bagi perusahaan dalam menghadapi kenaikan biaya kesehatan, perubahan regulasi, dan kebutuhan karyawan yang terus berkembang melalui media roundtable di Jakarta pada Kamis, 11 Desember 2025.

Peluncuran laporan yang berlangsung pukul 10.00–12.00 WIB tersebut menghadirkan Country Leader MMB Indonesia Astrid Suryapranata dan Head of Analytics Solutions MMB Indonesia Bella Friscintia sebagai pembicara utama.

Astrid Suryapranata menegaskan bahwa manfaat kesehatan karyawan kini menjadi elemen strategis dalam menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan.

“Manfaat kesehatan tidak lagi sekadar fasilitas, tetapi bagian dari strategi untuk meningkatkan produktivitas dan retensi tenaga kerja,” ungkap Astrid Suryapranata.

Laporan IHBS 2025 dirancang sebagai panduan berbasis data untuk membantu perusahaan menyusun program manfaat kesehatan yang relevan dan berkelanjutan.

Penyusunan laporan tersebut didasarkan pada data lebih dari 400 perusahaan dengan sekitar 500.000 peserta yang mencakup 25 sektor industri.

Fokus Regulasi dan Strategi Perusahaan

Bella Friscintia menjelaskan bahwa salah satu fokus utama IHBS 2025 adalah perubahan regulasi, termasuk dorongan implementasi co-insurance oleh Otoritas Jasa Keuangan serta penetapan standar kelas dan biaya rawat inap oleh BPJS Kesehatan.

“Langkah regulator ini bertujuan menciptakan mekanisme pengendalian biaya kesehatan yang lebih berkelanjutan,” ujar Bella Friscintia.

Fokus berikutnya adalah arah strategis perusahaan yang berupaya mencari premi asuransi kompetitif di tengah dorongan perusahaan asuransi untuk merasionalisasi manfaat.

MMB menilai kolaborasi antara perusahaan dan penyedia asuransi menjadi langkah optimal untuk menjaga efektivitas manfaat tanpa meningkatkan biaya secara signifikan.

Tren Kesejahteraan dan Klaim Kesehatan

Laporan IHBS 2025 juga menyoroti meningkatnya prioritas perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan, khususnya kesehatan mental, meskipun cakupan manfaatnya masih terbatas.

Adopsi Employee Assistance Program EAP tercatat menunjukkan tren pertumbuhan sebagai respons atas kebutuhan tersebut.

Dari sisi klaim, volume terbesar berasal dari penyakit saluran pernapasan atas dan gangguan pencernaan, sementara biaya klaim tertinggi masih didominasi penyakit tidak menular seperti kanker dan nyeri punggung bawah.

Kondisi ini mendorong perusahaan mengadopsi pendekatan preventif melalui program skrining kesehatan serta peninjauan rutin manfaat rawat inap, rawat jalan, persalinan, gigi, dan optik dengan acuan benchmark P25, P50, dan P75.

IHBS 2025 memberikan pembelajaran utama berupa pemahaman tren kesejahteraan karyawan, benchmarking manfaat lintas industri, identifikasi risiko penyakit berbiaya tinggi, serta perancangan manfaat yang lebih tepat guna.

Penulis :
Aditya Yohan