Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pakar HI Unpad: Indonesia Perlu Kembangkan Energi Nuklir untuk Tujuan Damai dan Strategis

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pakar HI Unpad: Indonesia Perlu Kembangkan Energi Nuklir untuk Tujuan Damai dan Strategis
Foto: (Sumber: Pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta (10/12/2025). (ANTARA FOTO/Asri Mayang Sari).)

Pantau - Pakar hubungan internasional Universitas Padjadjaran (Unpad), Teuku Rezasyah, menyatakan bahwa Indonesia perlu mulai mengembangkan kapasitas energi nuklir untuk tujuan damai guna menjawab tantangan kebutuhan energi nasional yang terus meningkat.

Energi, Kesehatan, dan Pesan Damai Indonesia

Menurut Teuku Rezasyah, dorongan pengembangan nuklir ini muncul karena keterbatasan bahan bakar fosil serta meningkatnya kebutuhan energi akibat proses industrialisasi yang berlangsung cepat.

"Nuklir bukan hanya untuk energi, namun juga untuk kesehatan dan riset medis," ungkapnya.

Ia menegaskan pentingnya Indonesia mengirimkan pesan yang jelas ke komunitas internasional bahwa program nuklir yang dikembangkan bersifat damai dan terbuka.

Indonesia, lanjutnya, harus menunjukkan kepatuhan penuh terhadap standar dan pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) serta tetap berkomitmen pada Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

"Pesan tersebut penting agar dunia memahami bahwa Indonesia merupakan negara yang bertanggung jawab," ujar Reza.

Secara historis, Indonesia telah memiliki fondasi teknologi nuklir sejak tahun 1950-an, termasuk Reaktor Kartini di Yogyakarta, fasilitas riset di Bandung, dan pusat-pusat penelitian lainnya.

" Kini saatnya Indonesia naik ke tingkat yang lebih tinggi —menjadi negara dengan kapasitas nuklir damai, berkontribusi pada keamanan energi, kesehatan, dan stabilitas global," tambahnya.

Transparansi, Posisi Strategis, dan Komitmen Internasional

Reza menekankan bahwa Indonesia harus menjadi contoh negara yang menggunakan teknologi nuklir secara aman, transparan, dan bertanggung jawab di mata dunia.

Beberapa negara, menurutnya, memiliki fasilitas nuklir tetapi tidak membuka diri terhadap inspeksi internasional secara penuh.

"Dalam konteks ini, Indonesia berada pada posisi yang berbeda. Kita telah memiliki berbagai perjanjian internasional yang mengatur penggunaan nuklir secara damai, transparan, dan bertanggung jawab," jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia telah memiliki Perjanjian Lombok dengan Australia, yang mempertegas komitmen kedua negara dalam kerja sama keamanan, termasuk penggunaan teknologi nuklir secara damai.

"Ini menunjukkan bahwa sejak awal, pendekatan Indonesia adalah keterbukaan dan kepatuhan terhadap aturan internasional," ia menegaskan.

Awal pekan ini, Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan ke Pakistan, negara dengan kapasitas nuklir, yang menambah urgensi untuk memperjelas sikap Indonesia di kawasan.

Dengan berada di kawasan yang dekat dengan negara-negara berteknologi nuklir seperti India, China, Jepang, dan Korea Selatan, posisi strategis Indonesia menuntut kebijakan yang kredibel dan transparan.

"Karena itu, kini saat yang tepat bagi Indonesia untuk menyampaikan pesan tegas kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang mengembangkan kapasitas nuklir untuk tujuan damai, bersahabat, dan bertanggung jawab," tutup Reza.

Penulis :
Ahmad Yusuf