
Pantau - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggelar International Conference of Muslim Women (ICMW) 2025 di Jakarta pada Senin, 15 Desember 2025. Konferensi ini mengangkat tema tentang peran strategis perempuan dalam memperkuat ketahanan pangan Indonesia dan memperkuat kepemimpinan perempuan di sektor pangan.
Perempuan Sebagai Aktor Kunci dalam Ketahanan Pangan
ICMI menekankan bahwa perempuan harus diposisikan sebagai subjek utama dalam pembangunan ketahanan pangan, bukan hanya sebagai objek. Perempuan diharapkan menjadi aktor kunci dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, mandiri, dan berkeadilan. Konferensi ini juga bertujuan untuk menunjukkan bagaimana perempuan dapat berperan dalam menghadapi krisis pangan global.
Ruang Diskusi Internasional untuk Solusi Krisis Pangan
Konferensi ini menjadi ruang bagi cendekiawan perempuan, pemangku kebijakan, akademisi, dan praktisi lintas negara untuk merespons krisis pangan global. Mereka membahas berbagai cara untuk meningkatkan ketahanan pangan di tengah tantangan global.
Ketahanan Pangan Sebagai Hak Asasi Manusia
Ketua Panitia ICMW 2025, Ir. Hanifah Husein, menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah hak asasi manusia. Perempuan, menurutnya, berada di garda terdepan dalam memastikan kebutuhan gizi keluarga dan memiliki peran strategis dalam rantai produksi dan distribusi pangan.
Teknologi dan Inovasi untuk Perempuan dalam Pengelolaan Pangan
Wakil Ketua Umum ICMI, Riri Fitri Sari, menyoroti bagaimana teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), dapat membuka peluang baru bagi perempuan untuk mengelola pangan dengan lebih presisi dan berkelanjutan. Teknologi ini dinilai dapat meningkatkan efisiensi dalam sektor pangan dan memungkinkan peran perempuan lebih optimal dalam produksi pangan.
Dukungan Pemerintah untuk Swasembada Pangan
Kuntoro Boga Andri, Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, mengapresiasi kegiatan ICMI yang dianggap dapat mempercepat pencapaian swasembada pangan Indonesia melalui peningkatan keilmuan dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat.
Sesi-Sesi Utama dalam Konferensi
Tiga sesi utama dalam konferensi ini membahas peran perempuan dalam tata kelola pangan, konsep Islam dalam ketahanan pangan, serta inovasi teknologi dan sosial untuk peningkatan gizi dan diversifikasi pangan. Diskusi ini bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi yang dapat mengatasi masalah ketahanan pangan secara global.
Partisipasi Tokoh Nasional dan Internasional
Sejumlah tokoh nasional dan internasional, termasuk perwakilan dari FAO, akademisi, dan pemangku kebijakan Indonesia, turut berpartisipasi dalam diskusi dan perumusan rekomendasi untuk solusi krisis pangan global. Keikutsertaan mereka memperkuat komitmen untuk memajukan ketahanan pangan di tingkat dunia.
- Penulis :
- Aditya Yohan







