
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara aktif melibatkan masyarakat terdampak banjir bandang dan longsor dalam sosialisasi pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) di Sumatera Utara.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa keterlibatan warga menjadi kunci dalam memastikan proses pembangunan berjalan transparan, tepat sasaran, dan berkelanjutan.
Sosialisasi dilakukan bersama pemerintah daerah di Kantor Desa Sibalanga, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.
Rumah Contoh Dibangun, Lahan Tersedia di Tiga Wilayah
Materi sosialisasi mencakup mekanisme bantuan, tahapan pembangunan, serta hak dan kewajiban masyarakat selama masa pemulihan.
Selain sosialisasi, BNPB juga melakukan peninjauan langsung ke rumah contoh huntara yang telah selesai dibangun di Desa Sibalanga.
Rumah tersebut dijadikan sebagai acuan teknis dan model standar pembangunan huntap ke depan, dengan desain yang aman, layak huni, dan tangguh terhadap bencana.
Pemerintah mencatat sebanyak 5.974 unit rumah mengalami kerusakan berat akibat bencana.
Dari jumlah tersebut, direncanakan pembangunan 2.524 unit huntara di berbagai wilayah terdampak.
Saat ini, pembangunan masih berada pada tahap identifikasi dan penyiapan lahan.
BNPB mengonfirmasi bahwa total lahan seluas tiga hektare telah tersedia di beberapa titik, termasuk di Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Langkat.
Dari total lahan tersebut, akan dibangun sekitar 200 unit rumah.
Khusus di Tapanuli Utara, peletakan batu pertama pembangunan rumah dijadwalkan dilakukan oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruar Siarait, pada Minggu (21 Desember 2025).
369 Korban Meninggal, Ribuan Masih Mengungsi
Data dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Sumatera Utara per Jumat (19 Desember 2025) mencatat total 369 korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada 25 November 2025.
Korban tersebar di 12 dari 19 kabupaten/kota terdampak.
Rinciannya sebagai berikut:
- Kabupaten Tapanuli Utara: 36 orang
- Kabupaten Tapanuli Tengah: 131 orang
- Kabupaten Tapanuli Selatan: 87 orang
- Kota Sibolga: 55 orang
- Kabupaten Humbang Hasundutan: 10 orang
- Kota Padangsidimpuan: 1 orang
- Kabupaten Pakpak Bharat: 2 orang
- Kota Medan: 12 orang
- Kabupaten Langkat: 14 orang
- Kabupaten Deliserdang: 17 orang
- Kabupaten Nias: 1 orang
- Kabupaten Nias Selatan: 1 orang
Di Kota Sibolga, sebanyak 1.232 warga masih mengungsi dan tersebar di 16 titik pengungsian yang berada di tujuh kelurahan.
Konsentrasi pengungsi terbesar berada di Kecamatan Sibolga Utara dan Sibolga Selatan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf







