Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPB Tegaskan Pentingnya Mitigasi Bencana dan Waspada Hoaks untuk Kurangi Risiko dan Kepanikan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BNPB Tegaskan Pentingnya Mitigasi Bencana dan Waspada Hoaks untuk Kurangi Risiko dan Kepanikan
Foto: (Sumber: Bencana longsor di Jalan Ring Road, Kota Jayapura, Papua pada 27 November 2025. ANTARA/HO-Dokumen pribadi)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan bahwa mitigasi bencana merupakan langkah krusial dalam mengurangi risiko serta dampak bencana alam, sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di seluruh Indonesia.

Mitigasi Dini, Kunci Tekan Risiko Bencana

Kepala BNPB, Suharyanto, menjelaskan bahwa mitigasi adalah upaya terencana yang dilakukan sebelum bencana terjadi untuk meminimalkan potensi korban jiwa dan kerugian materi.

"Mitigasi mencakup pemahaman risiko bencana di wilayah masing-masing, pengenalan jenis ancaman, serta kesiapan menghadapi kondisi darurat," ujarnya.

Sepanjang tahun 2025, BNPB mencatat telah terjadi 3.116 kejadian bencana di berbagai daerah Indonesia.

Mayoritas bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor.

Adapun dampak yang ditimbulkan meliputi:

  • 1.492 korban jiwa
  • 272 orang hilang
  • 7.751 orang luka-luka
  • Jutaan warga terdampak dan mengungsi
  • Kerusakan besar pada permukiman dan infrastruktur

BNPB mendorong masyarakat untuk mengenali potensi bencana di sekitar mereka, seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan erupsi gunung api.

"Langkah mitigasi dasar yang dapat dilakukan antara lain menyusun rencana evakuasi keluarga, mengenali jalur evakuasi dan titik kumpul aman, serta memahami tindakan yang perlu dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi," lanjut Suharyanto.

Hoaks Hambat Penanganan, Masyarakat Diminta Bijak Konsumsi Informasi

Selain kesiapan fisik, BNPB juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan informasi, terutama terhadap hoaks dan misinformasi kebencanaan yang sering beredar di media sosial dan pesan berantai.

"Informasi yang tidak akurat dapat memicu kepanikan, membuat masyarakat salah mengambil keputusan, hingga menghambat proses evakuasi dan penanganan bencana," tegas BNPB dalam keterangannya.

Masyarakat diimbau untuk hanya mengakses informasi dari sumber resmi dan media yang kredibel.

"Informasi resmi kebencanaan dapat diperoleh melalui kanal lembaga pemerintah terkait, seperti BNPB, BMKG, dan pemerintah daerah karena kanal resmi tersebut menyediakan peringatan dini, panduan keselamatan serta perkembangan penanganan bencana di lapangan," jelas BNPB.

Masyarakat juga diminta untuk tidak langsung mempercayai dan menyebarkan foto atau video tanpa konteks yang jelas.

Upaya menjaga ruang informasi yang sehat dapat dilakukan dengan cara:

  • Tidak meneruskan pesan berantai yang tidak jelas sumbernya
  • Membantu menyebarkan informasi resmi
  • Melaporkan hoaks kebencanaan kepada pihak berwenang

BNPB menilai bahwa dengan mitigasi yang kuat dan kewaspadaan terhadap informasi palsu, masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan, mengurangi risiko panik massal, serta mendukung efektivitas penanganan bencana di tingkat komunitas.

Penulis :
Aditya Yohan