
Pantau - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat kompetensi pekerja pembekuan tuna melalui pelatihan di Bali sebagai upaya meningkatkan daya saing ekspor perikanan Indonesia di pasar global.
Pelatihan ini difokuskan pada peningkatan kapasitas tenaga kerja sektor pengolahan tuna, salah satu komoditas unggulan ekspor nasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP, I Nyoman Radiarta, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program peningkatan standar kompetensi tenaga kerja.
“Pelatihan ini menjadi bagian dari langkah peningkatan standar kompetensi tenaga kerja sektor pengolahan tuna, salah satu komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia,” ungkapnya.
Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara KKP melalui Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat KP) dengan Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia.
Diikuti 31 Peserta dari 15 Perusahaan Tuna
Kegiatan pelatihan difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi dan diikuti oleh 31 peserta dari 15 perusahaan pengolahan tuna di Benoa, Bali.
Pelatihan ini juga merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama antara KKP dan DFW Indonesia sejak 28 Agustus 2024.
“Ini merupakan komitmen BPPSDMKP KKP dalam mendukung industri perikanan nasional yang berkelanjutan,” ujarnya menambahkan.
Peserta pelatihan dibekali dengan berbagai materi teknis, di antaranya sanitasi dan higienitas produksi, penanganan bahan baku, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), proses pembekuan, serta teknik pengemasan produk tuna beku.
Jawab Tantangan Mutu Internasional dan Dorong Transformasi Industri
Kepala Puslat KP BPPSDMKP KKP, Lilly Aprilya Pregiwati, menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk menjaga mutu dan standar ekspor.
“Industri tuna menghadapi standar mutu internasional yang semakin ketat. Pekerja di lini produksi harus memiliki keterampilan teknis, pengetahuan sanitasi, serta pemahaman tentang keselamatan kerja,” ia mengungkapkan.
Direktur Program DFW Indonesia, Imam Trihatmadja, menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan langkah awal dalam mencetak tenaga kerja pengolahan tuna yang kompeten dan siap meningkatkan jenjang karier.
Ekspor perikanan Indonesia menunjukkan tren positif dalam empat tahun terakhir, dengan komoditas tuna, tongkol, dan cakalang sebagai penyumbang utama.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya menegaskan bahwa peningkatan kapasitas pekerja adalah bagian dari transformasi industri perikanan nasional.
Trenggono menyebut SDM yang kompeten sebagai kunci keberhasilan industri tuna dan penting dalam mendukung visi ekonomi biru Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan







