
Pantau - Pemerintah Provinsi Maluku Utara resmi menerapkan Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk menjawab tantangan akses pendidikan di wilayah terpencil dan pesisir, termasuk kasus ekstrem siswa yang harus berenang pulang sekolah karena transportasi tidak tersedia.
Langkah Nyata untuk Akses Pendidikan Setara
Program PJJ ini lahir dari kebutuhan nyata dan pengalaman memilukan di Pulau Rao, tempat siswa terpaksa menempuh laut tanpa perahu untuk pulang ke rumah setelah sekolah.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap anak-anak di wilayah terluar.
"Ini bukan hanya pendidikan digital, ini tentang menyelamatkan masa depan mereka," ungkapnya.
Mulai 2026, program ini akan diterapkan sebagai langkah besar dalam dunia pendidikan berbasis kepulauan, menjadikan Maluku Utara sebagai pilot project nasional Sekolah Terbuka Digital oleh Kementerian Pendidikan.
Pendidikan Tanpa Batas Geografis
Dengan adanya program ini, siswa di Pulau Saminyamau tidak lagi harus menyeberangi laut untuk bersekolah di SMA Negeri 1 Morotai, karena seluruh proses pembelajaran akan dilakukan secara daring.
Kementerian Pendidikan akan mendampingi secara teknis seluruh pelaksanaan program ini, sebagai bentuk komitmen keberhasilan model pendidikan digital kepulauan pertama di Indonesia.
"Jika berhasil, program ini diyakini dapat menjadi rujukan nasional dan mengubah perjalanan panjang sekolah anak-anak di pulau terpencil dari perjuangan fisik di laut, menuju ruang belajar tanpa batas," ungkap Sherly Tjoanda.
Program ini menandai dimulainya era baru pendidikan di Maluku Utara—sekolah tanpa sekat jarak, risiko ombak, dan ketidakpastian transportasi.
Anak-anak di kepulauan akhirnya bisa belajar dengan rasa aman dan akses pendidikan yang setara dengan wilayah lainnya.
- Penulis :
- Leon Weldrick







