
Pantau - TNI menanggapi beredarnya video yang menunjukkan bahwa bantuan yang dikirimkan ke Sumatera berupa kardus kosong. TNI membantah klaim tersebut dan memberikan penjelasan terkait prosedur pengiriman bantuan melalui airdrop.
Pernyataan Letkol CBA Supriyanto
Komandan Batalyon Perbekalan Angkutan (Perbekang) 5 ARY, Letkol CBA Supriyanto, menegaskan bahwa setiap helibox yang diterjunkan dalam misi bantuan telah diperiksa secara menyeluruh oleh anggota dan disaksikan oleh perwira. Proses airdrop dilakukan sesuai dengan prosedur standar, dengan muatan yang sahih dan mengutamakan keselamatan penerjunan udara.
Penjelasan Tentang Helibox
Helibox, yang digunakan untuk mengirimkan logistik, memiliki tinggi sekitar 73 cm dan lebar sekitar 30 cm. Bagian atasnya yang tampak kosong sering menimbulkan kesalahpahaman. Namun, Letkol Supriyanto menegaskan bahwa muatan telah terikat dengan aman di dalamnya, dan ruang kosong di atas bertujuan untuk menghindari kerusakan saat diterjunkan.
Prosedur Ketat dalam Proses Airdrop
Letkol Supriyanto menjelaskan bahwa proses airdrop melibatkan beberapa tahapan pemeriksaan yang ketat. Terdapat empat lapis pemeriksaan yang dilakukan:
- Pemeriksaan oleh tim rigger saat pengepakan.
- Pemeriksaan ulang oleh tim rigger dan personel hanggar TNI AU saat pemuatan.
- Pengecekan oleh kru pesawat.
- Koordinasi dengan satuan teritorial di darat.
TNI Jamin Kualitas Bantuan
Letkol Supriyanto menambahkan bahwa helibox yang diduga kosong tidak lolos pada tahap penyaringan pertama. Hingga saat ini, tidak ada laporan mengenai helibox yang kosong dari lapangan. TNI menjamin bahwa semua bantuan yang dikirimkan telah melewati serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kualitas dan keamanan bantuan.
Harapan TNI
TNI berharap penjelasan ini dapat mengklarifikasi kesalahpahaman yang beredar di masyarakat dan memastikan bahwa informasi yang diterima sesuai dengan kenyataan. TNI berkomitmen agar bantuan dapat sampai dengan baik kepada korban bencana.
- Penulis :
- Aditya Yohan







