
Pantau - Bupati Aceh Besar Muharram Idris menyatakan bahwa peringatan 21 tahun tsunami Aceh yang dirangkai dengan tausiah dan doa bersama merupakan bagian dari edukasi mitigasi bencana bagi generasi mendatang.
“Peringatan 21 tahun gempa dan tsunami yang kita gelar hari ini merupakan bagian mengenang kejadian-kejadian besar agar tidak mudah terlupakan,” ujarnya.
Kegiatan tersebut dipusatkan di Masjid Rahmatullah Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, pada Jumat.
Muharram menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum bagi para orang tua untuk menceritakan kepada anak dan cucu tentang dahsyatnya musibah gempa dan tsunami yang terjadi pada akhir tahun 2004.
“Saat itu karena ketidakpahaman ada masyarakat yang mengetahui air laut surut ada yang mengambil ikan dan ada juga yang tidak percaya akan informasi yang disampaikan bahwa air laut naik,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa jika para orang tua saat itu telah memberikan pemahaman mengenai potensi bahaya tsunami, jumlah korban jiwa mungkin bisa diminimalisir.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat Aceh Besar untuk tidak melupakan sejarah dan terus melakukan edukasi berkelanjutan agar generasi mendatang lebih tanggap terhadap potensi bencana.
Masjid Rahmatullah Jadi Simbol Ketahanan dan Pusat Doa Bersama
Doa bersama dipusatkan di Masjid Rahmatullah Lampuuk, bangunan yang tetap berdiri kokoh saat peristiwa besar mengguncang Aceh dan dunia 21 tahun lalu.
“Kita berkumpul hari ini untuk berdoa untuk para syuhada yang meninggal dalam musibah besar akhir tahun 2004. Kegiatan ini juga bagian mengenang dan mengambil pelajaran,” ujar Muharram.
Masyarakat Aceh Besar memadati Masjid Rahmatullah dan larut dalam doa serta zikir bersama untuk mengenang para korban bencana, baik tsunami, gempa bumi, banjir, maupun longsor.
Doa dan zikir dipimpin oleh Imam Masjid Rahmatullah Tgk Syamsuariadi, sementara ceramah disampaikan oleh Tgk Zulbahri Lhoong.
- Penulis :
- Gerry Eka








