
Pantau - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo melakukan ziarah ke makam Pahlawan Nasional Marsinah di Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Marsinah dalam membela hak-hak buruh di Indonesia.
Selain berziarah, Kapolri juga mengunjungi rumah masa kecil Marsinah yang terletak di Desa Nglundo.
“Pertama, terima kasih beberapa waktu lalu Ibu Marsini (kakak kandung Marsinah) mengundang saya untuk hadir ke Nganjuk. Alhamdulillah hari ini kami bisa hadir. Tadi kita berziarah ke makam almarhum, kemudian sempat menengok rumah masa kecil beliau,” ungkapnya.
Museum Buruh Nasional Diresmikan di Desa Kelahiran Marsinah
Usai melakukan ziarah, Kapolri meresmikan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan rumah singgah sekaligus Museum Nasional Marsinah yang berlokasi di Desa Nglundo, Sukomoro, Nganjuk.
“Dan Alhamdulillah baru saja sekaligus kita melaksanakan groundbreaking untuk rumah singgah sekaligus museum nasional bagi Ibu Marsinah. Untuk mengenang beliau sebagai salah satu tokoh Pahlawan Nasional dari buruh,” ujar Sigit.
Ia berharap museum tersebut tidak hanya menjadi tempat mengenang sejarah perjuangan Marsinah, tetapi juga simbol semangat perjuangan kaum buruh Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya.
“Mengawal dan memperjuangkan hak buruh. Namun tentunya saya selalu sampaikan bahwa laksanakan dengan baik, terukur sehingga pesannya sampai, hak-hak buruh tetap bisa diperhatikan. Namun di sisi lain, pembangunan, iklim investasi, pertumbuhan ekonomi semuanya tetap kondusif. Karena kita semua ingin bahwa semua tetap terjaga,” lanjutnya.
Dorong Ekonomi Desa dan Kebanggaan Nasional
Kapolri menyampaikan bahwa kehadiran museum ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui peningkatan kunjungan dan aktivitas UMKM di Desa Nglundo.
“Nanti akan ada kunjungan-kunjungan dari rekan-rekan buruh seluruh Indonesia. Tentunya ini juga akan menghidupkan UMKM, menghidupkan desa itu sendiri dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat yang ada di wilayah Desa Nglundo,” ucapnya.
Museum ini juga dipandang sebagai simbol kebanggaan nasional karena Marsinah lahir, dibesarkan, dan dimakamkan di desa tersebut.
“Sekali lagi semoga semua ini bisa membawa kebaikan untuk tujuan kita mewujudkan Indonesia yang maju, Indonesia yang bisa sejahterakan rakyatnya dan Indonesia yang bisa menjadi negara besar dan kuat dan sejajar dengan negara lain,” kata Sigit.
Marsinah: Simbol Perjuangan Buruh Indonesia
Marsinah lahir pada 10 April 1969 di Desa Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur.
Ia dikenal sebagai aktivis buruh yang berani dan vokal memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia.
Marsinah bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS), dan pada 8 Mei 1993, ia diculik dan dibunuh karena aktivitas perjuangan buruh yang dilakukannya.
Peristiwa tragis ini menjadikan Marsinah simbol perlawanan terhadap ketidakadilan pada masa Orde Baru.
Ia menerima Penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun 1993, dan pada 10 November 2025, Marsinah resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto.
Marsinah juga menjadi Pahlawan Nasional pertama yang lahir setelah Kemerdekaan Indonesia.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Gerry Eka







