
Pantau - Anggota Komisi V DPR RI, Ruslan M. Daud, mendesak pemerintah pusat untuk segera menangani tujuh jembatan kritis yang berada di jalur lintas tengah Aceh, mengingat kondisi jembatan yang semakin memburuk pascabencana banjir dan longsor.
Menurut Ruslan, keterlambatan penanganan berpotensi besar memutus jalur nasional dan mengisolasi wilayah tengah Aceh dari daerah lainnya.
"Ini jalur utama nasional lintas tengah. Jika akses ini terganggu, dampaknya sangat luas, mulai dari terisolasinya masyarakat hingga lonjakan harga kebutuhan pokok," ungkapnya.
Rencana Pembangunan Ulang Harus Matang dan Aman
Ruslan menekankan bahwa pembangunan ulang jembatan harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan skema yang tepat, termasuk mempertimbangkan kemungkinan penggeseran lokasi dari titik lama.
Ia menambahkan bahwa penggeseran lokasi jembatan harus mempertimbangkan kondisi geografis, alur sungai, dan faktor keselamatan untuk menghindari kerusakan di masa depan.
Jembatan-jembatan yang menjadi perhatian berada di jalur lintas tengah Aceh, yaitu Jembatan Teupin Mane KM 10, Wehni Kulus KM 47, Enang-Enang KM 50, Krung Rongka KM 60, Tenge Besi KM 62, Timang Gajah KM 65, Jembatan Jamur Ujung KM 80, serta satu box culvert di Lampahan KM 73.
Jalur tersebut merupakan tulang punggung transportasi orang dan barang di wilayah tengah Aceh, sehingga kondisinya sangat vital untuk mendukung mobilitas masyarakat dan distribusi logistik.
Faktor Bencana Harus Jadi Perhitungan dalam Desain
Ruslan menegaskan bahwa jenis dan desain jembatan yang akan dibangun ulang harus memperhitungkan tingkat kerawanan bencana, terutama longsor.
"Wilayah tengah memiliki tingkat kerentanan bencana yang tinggi. Jembatan yang dibangun ulang harus benar-benar kuat dan aman agar tidak kembali rusak saat bencana terjadi," ia mengungkapkan.
Ia mendorong Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Bina Marga untuk menghitung secara cermat potensi bencana dalam menentukan desain jembatan.
Selain itu, Ruslan menekankan pentingnya jalur Bireuen sebagai akses terbaik yang menghubungkan dataran tinggi Gayo, wilayah tengah Aceh ke Medan, serta wilayah tengah Aceh ke Banda Aceh.
"Ini menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat dan denyut ekonomi daerah. Jalur lintas tengah harus segera dipastikan aman, layak, dan berfungsi optimal," tegasnya.
- Penulis :
- Gerry Eka








