Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

UNAND Terapkan Teknologi Ultrafiltrasi untuk Pulihkan Air Bersih Pascabencana di Sumatera Barat

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

UNAND Terapkan Teknologi Ultrafiltrasi untuk Pulihkan Air Bersih Pascabencana di Sumatera Barat
Foto: (Sumber: Tim Universitas Andalas membantu pemulihan air bersih di daerah terdampak bencana alam Sumatera Barat. ANTARA/HO-Humas Universitas Andalas.)

Pantau - Universitas Andalas (UNAND) menerapkan sistem ultrafiltrasi air untuk memulihkan akses air bersih di wilayah terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Barat.

Teknologi ini terbukti menurunkan tingkat kekeruhan air dari 185 NTU menjadi hanya 0,9 NTU, sesuai standar WHO.

Teknologi Ultrafiltrasi Tanpa Listrik Cocok untuk Kondisi Darurat

Setelah bencana alam yang melanda Kabupaten Solok, Padang Pariaman, dan Kota Padang, krisis air bersih menjadi salah satu masalah utama bagi warga terdampak.

Sebagai respons, tim peneliti dan mahasiswa Teknik Mesin UNAND mengembangkan sistem ultrafiltrasi air tanpa memerlukan pasokan listrik, sehingga efektif digunakan di lokasi bencana.

Sistem ini terdiri dari filter ultrafiltrasi, bak penampungan, dan tandon air dengan kapasitas penyaringan mencapai 20.000 liter per jam.

Sebelum disaring, air menunjukkan tingkat kekeruhan sebesar 185 NTU — jauh dari ambang batas air layak konsumsi.

Setelah diproses, air menjadi jernih dengan tingkat kekeruhan hanya 0,9 NTU.

Penerapan di Lebih dari 10 Titik dan Libatkan Partisipasi Warga

Sistem ini telah diterapkan di lebih dari 10 titik di Sumatera Barat, termasuk Nagari Paningahan di Kabupaten Solok, sejumlah titik di Padang Pariaman, serta di Kota Padang.

Selain instalasi, tim UNAND juga melibatkan warga dalam proses edukasi dan pelatihan perawatan filter, guna memastikan keberlanjutan pengelolaan air secara mandiri.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif Kampus Berdampak yang didukung oleh Kemendiktisaintek, sebagai bentuk kontribusi perguruan tinggi terhadap penanggulangan bencana dan pemulihan masyarakat.

Warga kini kembali memiliki akses terhadap air bersih untuk kebutuhan harian seperti mandi, wudhu, serta pengoperasian kembali pompa dan tangki air yang sempat rusak.

Pendekatan ini diharapkan dapat menjadi model nasional penanganan air bersih pascabencana berbasis teknologi lokal dan partisipasi masyarakat.

Penulis :
Gerry Eka