
Pantau.com - Koordinator Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak angkat bicara terkait tudingan Prabowo yang disebut gagap unicorn. Menurutnya, jawaban Prabowo saat ditanya soal unicorn malah menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat dan pengusaha kecil.
Dahnil mengungkapkan, seharusnya Joko Widodo tak perlu mengeluarkan kata unicorn dalam pertanyaannya. Akan tetapi harusnya kata yang dipakai itu ialah startup.
"Nah ini menunjukkan memang perspektif Pak Jokowi itu perspektif konglomerasi, bukan perspektif menengah ke bawah, startup. Nah saya mau katakan jawaban Pak Prabowo itu menunjukkan keberpihakan Pak Prabowo seperti apa. Beliau menyampaikan bahwasanya yang harus kita jaga itulah jangan sampai ada cash outflow yang besar," ujar Dahnil di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2019).
Baca juga: Pasca Debat Kedua Pilpres, Twitter Diramaikan Perang Tagar #JokowiBohongLagi dan #02GagapUnicorn
Menurut data yang dihimpun oleh Dahnil, bahwa unicorn-unircorn di Indonesia hampir semua sebagian sahamnya dikuasai oleh asing. Kemudian barang yang dijual dalam arti yang menjadi komoditi yang dijual unicorn merupakan barang impor.
"Itu yang dikhawatirkan Pak Prabowo, cash outflow yang besar. Kemudian Kominfo, Kementerian Informatika juga menyatakan 63 persen itu adalah produk dan komoditi impor. apa yang kita dapat dari market place itu? Selain kita cuma jadi pasar bagi komoditi dan produk luar negeri? Nah yang bagian berikutnya pajak, penanganan pajak terhadap itu juga Indonesia belum beres-beres sampai hari ini. Jadi banyak hal," ungkapnya.
Baca juga: BPN Singgung Jokowi Gunakan 'Earpiece', TKN Cerita Prabowo Soal Unicorn
Untuk itu Dahnil menilai mengenai unicorn, Jokowi menunjukkan keberpihakan terhadap kolongmerasi saja. Ia pun menegaskan, bahwa kalangan milenial tidak akan tertarik jika Jokowi menyinggung masalah unicorn.
"Saya pikir milenial itu suka yang otentik, tadi Pak Dirman (Sudirman Said) suka yang tidak berpura-pura. Nah kita sekarang ini enggak bisa lagi model-model pencitraan-pencitraan yang penuh keberpura-puraan, kalau kata orang Medan penuh tipu-tipu, itu enggak bisa lagi," tandasnya.
- Penulis :
- Adryan N