
Pantau.com - Komisioner Badan Pengawas Pemilu RI (Bawaslu), Rahmat Bagja mengaku pihaknya sudah mengevaluasi debat kedua Pilpres 2019 yang diselenggarakan pada 17 Februari kemarin.
Salah satu yang disoroti yakni kehadiran para pendukung yang dinilai tak perlu berkomentar yang tidak perlu pada paslon menyampaikan gagasan dalam debat.
"Komentar 'huu' (saat debat berlangsung) itu sudah mengganggu tata tertib, dan itu harus menjadi evaluasi buat KPU buat kami juga dan buat pasangan 01 dan 02," kata Bagja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Baca juga: Viral Video Keributan Saat Jeda Debat Pilpres Kedua, Luhut Mengaku Ingin Dinginkan Suasana
Untuk itu pihaknya meminta para pendukung yang hadir pada debat ketiga nanti bisa dikurangi. Selain itu pihaknya juga meminta para pendukung yang datang dan sudah dikurangi nanti tak perlu lagi meneriakan yel-yel tak perlu.
"Yang kita ingin lihat kan adu gagasan, adu visi misi, adu program kerja kan itu intinya, bukan kemudian adu yel-yel. Nanti rapat umum bisa kok seperti itu, yel-yel itu bisa seperti di rapat umum 21 hari menjelang masa tenang itu terbuka untuk semua orang," ungkapnya.
Terkait usulan pihaknya tersebut, pihaknya juga telah membawa hal tersebut pada rapat pleno evaluasi debat kedua yang digekar oleh KPU.
Baca juga: Yenny Wahid Nilai Tuduhan Penggunaan 'Earpiece' Jokowi di Debat Kedua Menyudutkan KPU
Berdasarkan pembahasan rapat pleno di KPU, Bawaslu meminta pendukung yang hadir dibatasi maksimal 50-75 pendukung per masing-masing paslon.
Kemudian selanjutnya juga letak panggung dengan para bangku tamu atau pendukung yang hadir dalam arena debat dinilai terlaku dekat. Hal itu dianggap menjadi faktor yang membuat jalannya debat tak kondusif.
"Kasian yang di tengah ini dihimpit kan, dan kami mengalami itu," tandasnya.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi