Pantau.com - Anggota Litbang Badan Pemenangan Nasioanal (BPN) Prabowo-Sandiaga, Harryadin Mahardika mengaku tak setuju jika program pelayanan masyarakat dalam satu kartu e-KTP dinilai bombastis dan terlalu mengada-ada. Menurutnya, kartu sakti dalam satu e-KTP merupakan solusi simpel untuk masyarakat.
"Sering sekali kita di-challenge solusi dan inovasi Prabowo-Sandi itu apa sih, nah menarik sering kali di bayangan musuh politik bahwa solusi kita bombastis sifatnya. Padahal di bayangan rakyat itu solusinya itu small, simple itu sebenarnya di bayangan masyarat," ujar Harryadin dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).
Baca juga: Klaim Akan Dibenahi, Ini Penjelasan BPN Soal Kartu e-KTP Versi Sandi
Menurutnya, dalam dunia politik peluncuran kartu hanya sebuah gimmick belaka. Gimmick itu menurutnya dipopulerkan terlebih dahulu oleh Joko Widodo saat Pilkada DKI 2012 lalu.
"Meskipun itu (gimmick kartu) cepat ditangkap secara elektoral oleh masyarakat tetapi tak ditangkap sebagai solusi oleh masyarakat," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya tak mau kartu-kartu pelayanan masyarakat hanya dijadikan gimmick belaka. Menurutnya jika setiap pelayanan masyarakat dikeluarkan kartu hanya akan membuat pemborosan anggaran negara.
"Ada sistem kesehatan sendiri, ada sistem lagi mungkin raskin sendiri jadi ada sistem yang diulang-ulang nah itu juga pemborosan. Nah misi Prabowo-Sandi itu juga efisiensi sehingga tidak lagi menjadi gimmick saja," tegasnya.
Baca juga: Fadli Sebut 3 Kartu Jokowi bak Pemikiran di Zaman Kuda!
Lebih lanjut, Harryadin menyebutkan, bahwa chip dalam e-KTP saat ini bisa diandalkan untuk memberikan satu kartu untuk semua pelayanan masyarakat.
"Chip teknologi sendiri bisa digunakan sebagai jangkar sebagai ekosistem database atau kebijakan sebagai input data atau big data kenapa? Karena dia bisa dikenali oleh mesin tadi. Nah itu menurut kami menjadi esensial," tandasnya.
rn- Penulis :
- Adryan N
