
Pantau.com - Pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengungkap kasus bocornya 1 juta data pengguna Facebook asal Indonesia. Dalam waktu dekat polisi berencana memanggil pihak Facebook untuk dimintai keterangan.
"Sudah koordinasi dengan Menteri Kominfo, dan Pak Menteri sendiri berharap segera Facebook dipanggil Bareskrim untuk dimintai keterangan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto, di sela diskusi 'Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Kejahatan Skimming Perbankan' di Hotel Diradja, Mampang Jakarta Selatan, Selasa (10/4/2018)
Baca juga: 87 Juta Data Pengguna Facebook Bocor, Indonesia Urutan Ke-3
Meski demikian, polisi juga masih menunggu kabar soal terkait rencana DPR yang akan memanggil Facebook dalam waktu dekat ini.
"Tadi pagi saya juga sudah koordinasi dengan kepala badan siber, dan saya dengar Facebook besok masih diminta keterangan di DPR, mungkin kita lihat jadwalnya lagi," kata dia.
Sejauh ini, Wasisto mengatakan, belum mendapat laporan tentang pencurian data. Namun menurutnya, lewat Facebook sendiri bisa cek jika datanya dicuri. "Ada notifikasi di Facebook kalau datanya dicuri," kata dia.
Baca juga: Kebocoran Data Facebook, DPR: Indonesia Harus Miliki Kedaulatan Cyber
Sebelumnya, Facebook secara blak-blakan mengatakan jika 87 juta data penggunanya telah bocor. Bahkan yang lebih mencengangkan, ketika data pengguna Indonesia turut menjadi salah satu yang disalahgunakan oleh Cambridge Analytica.
Tak disangka jumlahnya mencapai 1.096.666. Angka yang cukup besar tersebut membuat Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Filipina. Sedangkan negara lainnya yang menjadi korban yaitu Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia.d
Namun, belum diketahui digunakan untuk apa sebenarnya data pengguna Facebook Indonesia. Pasalnya, bocornya puluhan juta data tersebut diakibatkan oleh akses Cambridge Analytica saat kampanye Presiden Donald Trump. Sedangkan, Kepala Bidang Teknologi Facebook Mike Schroepfer mengatakan sebagian besar 87 juta data pengguna itu berada di Amerika Serikat.
- Penulis :
- Adryan N