
Pantau.com - Presiden Joko Widodo mengadakan rapat terbatas bersama Wapres Jusuf Kalla dan jajaran menteri guna membahas tentang rencana pemindahan ibu kota. Dalam rapat itu, Pemerintah mengusulkan ibu kota baru Indonesia berada di tengah negara agar lebih memudahkan akses.
"Kami mengusulkan lokasi strategis ini secara geografis ada di tengah wilayah Indonesia, di tengah. Ini memperhitungkan barat ke timur maupun utara ke selatan," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam paparan rapat terbatas bertopik Tindak Lanjut Rencana Pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Baca juga: Gelar Rapat Terbatas, Pemerintah Rencanakan Pemindahan Ibu Kota Negara
Selain itu, ketersediaan lahan yang luas milik pemerintah maupun BUMN juga diperlukan untuk membangun gedung perkantoran kementerian/lembaga sehingga tidak memerlukan biaya pembebasan tanah.
Wilayah tersebut juga harus aman dari bencana gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir hingga erosi, serta kebakaran hutan dan lahan.
Wacana pemindahan ibu kota pun bukanlah hal yang baru. Sejak zaman kemerdekaan, isu ini pernah digulirkan sejak era Presiden Soekarno. Inilah tempat-tempat yang digadang akan jadi ibu kota baru Indonesia.
1. Palangka Raya
Lima tahun usai Indonesia merdeka, atau sekitar tahun 1950-an, kota Palangka Raya di Kalimantan Tengah sempat mencuat jadi ibu kota alternatif. Saat itu, Presiden Soekarno yang mengusulkan hak itu karena menilai Palangka Raya lebih tepat sebagai pusat pemerintahan ketimbang Jakarta yang sudah jadi terbentuk dan terlalu penuh dengan simbol-simbol kolonial.
Saat itu Palangka Raya belum terbentuk seperti sekarang. Palangka Raya barulah dibangun saat Soekarno melakukan pemancangan tiang pertama pada 17 Juli 1957.
Pemilihan nama Palangka Raya juga memiliki makna khusus, yang berarti tempat suci, mulia, dan agung.
Namun pada akhirnya, Soekarno pulalah yang menutup kemungkinan Palangka Raya jadi ibu kota. Dalam pidato peringatan ulang tahun ke-437 Jakarta tanggal 22 Juni 1964, Soekarno menetapkan Jakarta sebagai ibu kota negara lewat Undang Undang Nomor 10 Tahun 1964.
2. Jonggol
Pada era orde baru, wacana pemindahan ibu kota kembali bergulir. Kali ini, tempat yang diisukan menjadi ibu kota adalah Jonggol, yang masuk ke dalam wilayah administratif Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kala itu, ratusan hektar lahan di kawasan ini pernah dibebaskan oleh sejumlah pengembang. Para spekulan pun berlomba-lomba membeli tanah di daerah Jonggol.
Jonggol yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor, pernah dianggap sebagai pilihan paling rasional. Dari segi lokasi, Jonggol dinilai strategis untuk menggantikan Jakarta sebagai pusat pemerintahan. Jaraknya hanya 60 kilometer dari Jakarta. Hal itulah yang membuat Jonggol mudah dijangkau.
Baca juga: Sambangi Jokowi di Istana, Serikat Buruh Sodorkan Revisi PP Pengupahan
Selain itu, Jonggol memiliki lahan kosong yang relatif luas hingga 30.000 hektare. Sementara Istana Bogor dinilai lebih representatif dari Istana Negara dari sisi keamanan, kenyamanan dan bebas dari banjir.
Tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini juga tergolong masih rendah. Dengan luas wilayah sebesar 97,2 Km2 dan jumlah penduduk sekitar 120 ribuan jiwa, kepadatan wilayah ini hanya mencapai 1,300/Km2. Dengan kondisi semacam itu, wilayah Jonggol dimungkinkan untuk pengembangan infrastruktur dasar yang diperlukan bagi pembangunan ibukota RI.
Namun, pada akhirnya rencana pemindahan ibu kota ke Jonggol tidak pernah terealisasi hingga sekarang.
3. Banyumas
Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sempat muncul wacana pemindahan ibu kota negara. Kabupaten Banyumas yang terletak di Jawa Tengah sempat dogadang-gadang jadi lokasi pengganti Jakarta.
Menurut SBY, Jakarta tidak bisa lagi menampung interaksi manusia dan lingkungannya. Dalam memutuskan kebijakan ini, diperlukan langkah yang bersifat teknokratis dan langkah politik sebagai agenda kolektif dari seluruh komponen bangsa. Hal ini sebagai langkah visioner, terobosan, sekaligus thinking outside the box bagi masa depan Indonesia.
Baca juga: Batal Besok, Bandara Internasional Yogyakarta Diresmikan Usai Lebaran
Pada tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah sebagai ibu kota negara untuk menggantikan Jakarta.
Lokasi Banyumas yang terletak di lereng Gunung Slamet dinilai cocok menggantikan Jakarta sebagai ibu kota negara, karena letak geografinya yang strategis.
Namun, hingga akhir masa kepemimpinan SBY, wacana pemindahan ibu kota tak pernah terlaksana.
- Penulis :
- Adryan N