Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Polisi: Wanita Bercadar Bawa Tas Ransel Bukan Bomber, tapi...

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

Polisi: Wanita Bercadar Bawa Tas Ransel Bukan Bomber, tapi...

Pantau.com - Seorang perempuan bercadar hitam dan membawa tas ransel ditemukan tengah mondar-mandir dalam aksi 22 Mei di sekitar Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Rabu malam, 22 Mei 2019.

Ia diduga membawa benda mencurigakan hingga tasnya digeledah polisi dan diamankan ke Polda Metro Jaya. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M. Iqbal mengatakan polisi telah melakukan investigasi terhadap perempuan tersebut. Polisi menyimpulkan bahwa perempuan tersebut tidak membawa bom atau benda berbahaya lainnya.

"Terkait gadis berjilbab di depan Bawaslu sudah dilakukan investigasi dan fix bukan bomber, tidak terafiliasi siapa pun," kata Iqbal dalam konferensi pers di media center Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (23/5/2019).

Baca juga: Wanita Bercadar Bawa Tas Ransel Gegerkan Polisi yang Berjaga 

Bahkan polisi mengira perempuan tersebut mengalami gangguan kejiwaan. Sementara benda mencurigakan yang ada di tasnya juga diketahui hanya selongsong gas air mata. Menurut Iqbal benda tersebut tersangkut di tasnya saat polisi mengamankan massa perusuh dengan gas air mata.

"Diduga agak stres. Di tasnya ada seperti bom pipa itu ternyata selongsong gas air mata," jelas Iqbal.

Sebelumnya polisi dikejutkan dengan aksi seorang wanita bercadar yang merangsek ke arah petugas meski telah diperingatkan. Wanita itu tak menghiraukan peringatan polisi yang memintanya untuk berhenti dan tiarap. Sosok wanita bercadar hitam itu terus berjalan dari arah Sarinah.

"Ibu mundur-mundur. Saya bilang mundur," teriak petugas kepolisian.

Baca juga: Tak Disangka, Inilah Isi Tas Wanita Bercadar yang Hebohkan Polisi 

Bahkan, yang mengejutkan saat polisi sempat berteriak bahwa wanita yang mengenakan ransel hitam itu terlihat membawa kabel.

"Itu ada kabel di bajunya. Polisi dan Brimob jangan mendekat," ucap petugas yang langsung meminta wanita itu membuang tas ranselnya.

Tak lama kemudian, wanita itu akhinya memutuskan untuk mundur ketika polisi menembakkan tiga gas air mata ke arahnya.

Penulis :
Sigit Rilo Pambudi