Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Cerita Guru di Papua Korban Penjarahan Kelompok Separatis

Oleh Adryan N
SHARE   :

Cerita Guru di Papua Korban Penjarahan Kelompok Separatis

Pantau.com - Rano Samsul Bahri, seorang guru SD Negeri Aroanop, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, menceritakan salah satu pengalaman sedihnya saat barang-barang pribadi miliknya dan tujuh rekannya dijarah oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Jadi bukan hanya tindakan kekerasan dan intimidasi, tetapi barang-barang kami dijarah oleh KKB," kata Samsul ketika diwawancara wartawan saat dievakuasi ke Timika, Kamis (19/4/2018).

Baca juga: Dramatis, Begini Saat TNI Selamatkan Guru yang Disekap Kelompok Bersenjata

Samsul menceritakan, pada Jumat, 13 April 2018, sekitar pukul 15.00 WIT, sekitar 20 anggota KKB tiba-tiba memasuki rumah guru yang mereka tempati di Aroanop dan mulai mengintimidasi para guru yang saat itu berjumlah delapan orang.

"Kami tidak tahu apa tujuan mereka. Kami ditodong dengan senjata api. Guru laki-laki dipisahkan dengan guru perempuan. Guru laki-laki ditodong dengan senjata api yang diarahkan ke kepala," kata Samsul.

Sedangkan para guru perempuan yang berjumlah empat orang tersebut dipukul dan ditendang. Samsul bahkan menangis dan tidak bisa mengisahkan selanjutnya apa yang dialami para guru perempuan itu.

"Mereka akhirnya kabur dengan membawa 10 unit telepon seluler, empat laptop, sebagian bahan stok makanan, bahkan pakaian kami diambil semua," katanya lagi.

Baca juga: BNPT Kunjungi Lembaga Antiteror AS, Ada Apa?

Ia mengakui bahwa para guru laki-laki tidak berdaya untuk melakukan perlawanan, sebab anggota KKSB tersebut seluruhnya membawa senjata api dan parang serta sangkur yang ditodongkan kepada mereka.

Samsul kembali menangis ketika ditanya apakah peristiwa itu menyurutkan semangatnya untuk menjadi pahlawan tanpa tanda jasa di wilayah tersebut.

"Kejadian itu tidak menyurutkan semangat kami, justru kami sedih karena alasan kami bertahan di Aroanop adalah nasib anak-anak didik kami dua pekan depan akan melangsungkan ujian kenaikan kelas. Sementara kami harus dievakuasi ke Timika," kata Samsul.

Penulis :
Adryan N