Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur Sumsel Bentuk Tim Investigasi Kekerasan MOS SMA Taruna Indonesia

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

Gubernur Sumsel Bentuk Tim Investigasi Kekerasan MOS SMA Taruna Indonesia

Pantau.com - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki kasus Masa Orientasi Sekolah SMA Nusantara Palembang yang menelan dua orang korban jiwa.

Herman di Palembang, Minggu (21/7/2019) mengatakan menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki kasus dugaan kekerasan saat pelaksanaan MOS di sekolah tersebut. Menurut Herman, pihaknya tidak mau kejadian semakin berlarut dan kembali berulang sehingga perlu menurunkan tim investigasi.

Baca juga: Pembina MOS SMA di Palembang Jadi Tersangka Tewasnya Siswa Baru

"Apalagi dua orang siswa meninggal diduga karena korban MOS yang dilaksanakan lalu sehingga itu tidak boleh terulang," ujar Herman.

Herman mengatakan, tim investigasi komprehensif ini terdiri dari orang tua, dewan pendidikan kota, dewan pendidikan provinsi kita libatkan semua. Jumlah tim maksimal 9 orang dengan diketuai oleh Kadis Pendidikan.

Setelah pihaknya mendapatkan kabar tentang telah meninggalnya Wiko,Herman meyakinkan kepada masyarakat dan keluarga bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam atas kejadian ini.

"Untuk proses hukum itu akan terus, digiring sedemikian rupa sehingga pihak kepolisian dapat segera mengembangkan apa yang sudah ditetapkan kemarin ada satu sebagai tersangka karyawan dari Sekolah Taruna Indonesia tersebut. Dan ini yang tadinya dikabarkan kritis ananda Wiko ini ternyata juga kembali kepada sang khalik,” tuturnya.

"Sekarang lagi dibuat tim untuk menyelidiki secara detail kenapa oknum itu bisa berbuat begitu apakah memang ada prosedur yang memang dibuat oleh lembaga," jelasnya.

"Inilah yang sedang diselidiki dengan menurunkan tim yang diharapkan dalam waktu dekat akan dapat menyimpulkan," sambungnya.

Baca juga: Ada Pelajar Lain yang Jadi Korban Kekerasan MOS SMA Taruna Indonesia

Herman mengatakan tim akan mulai berkerja besok, Senin, 22 Juli 2019. Herman berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh penyelenggara pendidikan bahwa untuk menuntut kedisipinan siswa tidak juga harus dengan kekerasan.

Penulis :
Sigit Rilo Pambudi