Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ditanya Soal Cadar oleh DPR, Menag: Jangan Jadi Ukuran Ketakwaan Umat

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Ditanya Soal Cadar oleh DPR, Menag: Jangan Jadi Ukuran Ketakwaan Umat

Pantau.com - Menteri Agama Fachrul Razi melakukan rapat dengar pendapat dengan DPR RI, Kamis (7/11/2019). Ia meminta, penggunaan cadar bukan sebuah ukuran ketakwaan.

"Kami ingin cadar tidak berkembang dengan alasan takwa. Jangan cadar ini jadi ukuran ketakwaan umat," kata Fachrul.

Kendati demikian, Fachrul menepis tuduhan dirinya melarang penggunaan cadar. "Bagaimana kalau mau pakai cadar? Silakan," katanya menegaskan.

Baca juga: Menag Klarifikasi ke DPR Soal Pelarangan Cadar dan Celana Cingkrang

Adanya anggota DPR yang menampik pelarangan cadar dengan alasan keamanan tidak sesuai, Menag Fachrul mengatakan sebaliknya.

Menurut dia, larangan penggunaan cadar justru untuk alasan keamanan di instansi sebagaimana adanya larangan menggunakan helm tertutup saat masuk kompleks perkantoran.

"Seperti buka helm agar muka kelihatan. Itu bagaimana kepentingan instansi itu," kata dia.

Sementara soal pembatasan penggunaan celana cingkrang, Fachrul menegaskan dirinya tidak melarang dipakai dalam keseharian seseorang. Akan tetapi, jika memang suatu instansi tidak membolehkan sebaiknya dihormati.

"Celana gantung atau cingkrang, di rumah saya pakai sarung dan celana cingkrang. Adik-adik saya juga pakai. Apa kewenangan kita melarang?" kata dia.

Baca juga: Fachrul Razi Telan Ludah Sendiri Usai Cadar Jadi Primadona

Hanya saja, Fachrul mengatakan celana cingkrang posisinya sebagaimana cadar, yaitu bukan sebuah tolok ukur bentuk ketakwaan seseorang. Menag mengatakan kontroversi cadar dan cingkrang bukan soal ketakutan terhadap radikalisme secara berlebihan.

Radikalisme, kata dia, bukan potensi besar terjadi di Indonesia, tapi bukan berarti tidak ada.

"Apa radikalisme tidak perlu ditakutkan? Tapi kita lihat di masjid itu ada, kita takut, Pak. Kalau di masjid kita beberapa kali menemukan maka perlu diwaspadai dan perlu langkah-langkah," kata dia.

Penulis :
Widji Ananta