
Pantau.com - Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani menilai pemerintah harus segera bergerak cepat mengeluarkan travel warning atau travel advisor ke China guna meminimalisir potensi mewabahnya virus Korona di Indonesia.
"Iya. Kita setuju saya kira itu lebih cepat lebih baik agar kita lebih waspada dengan travel warning dan travel advisor ini," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/1/2020).
Baca juga: Bayi Berusia 9 Bulan di Beijing Terinfeksi Virus Korona
Menurut Arsul, persoalan korona ini sangat serius, langkah untuk segera mengeluarkan travel warning atau travel advisor merupakan salah satu langkah yang bijak.
"Nah ini kita minta juga jangan sampai kemudian karena pemerintah itu tidak cukup mengambil langkah-langkah, termasuk tidak atau belum mengeluarkan travel warning atau travel advisory nah kemudian virus itu lebih leluasa masuk ke negara kita," ungkapnya.
Sementara terkait dengan Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di China khususnya di wilayah Wuhan Arsul meminta Kementerian Luar Negeri terus melakukan koordinasi agar para WNI mengetahui langkah apa yang diambil pemerintah.
"Kemenlu apa yang sudah dilakukan itu harus disampaikan kita ini kan seringkali sebetulnya pemerintahnya sudah mulai melakukan kebijakan tapi karena tidak terosialiasikan maka sering kali kemudian juga diiktiari tidak cukup berusaha atau bahkan diem saja. Intinya menurut saya kalau perlu pemerintah harus membentuk desk tentang virus corona ini agar di dalam negeri kita tidak juga menimbulkan kepanikan-kepanikan yang berlebihan," tandasnya.
Baca juga: Data WHO: 2.014 Orang Terjangkit Virus Korona, 56 Orang Meninggal
Sebelumnya diberitakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan sebanyak 2.014 orang positif terjangkit virus corona atau novel coronavirus (nCov) dan 56 meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Mengutip data resmi WHO per tanggal 26 Januari 2020 di Jakarta, Senin (27/1/2020), jumlah kasus virus corona pada 26 Januari meningkat sebanyak 694 kasus di mana sehari sebelumnya tercatat 1.320 orang terjangkit penyakit itu.
Dari total 2.014 kasus yang terkonfirmasi, sebanyak 1.985 kasus dilaporkan berasal dari China termasuk lima kasus di Hong Kong, dua kasus di Macau, dan tiga kasus di Taipei. Dari total kasus di China, sebanyak 324 orang yang terjangkit mengalami masalah kesehatan serius. Seluruh kasus yang meninggal dunia berada di China dengan 52 orang meninggal di Provinsi Hubei.
- Penulis :
- Bagaskara Isdiansyah