Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Bentuk Satgas Telusuri Mata Rantai Kasus Korona di Indonesia

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Pemerintah Bentuk Satgas Telusuri Mata Rantai Kasus Korona di Indonesia

Pantau.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan Pemerintah RI tengah membentuk satuan tugas yang akan menelusuri mata rantai setiap kasus virus corona di Tanah Air.

"Sekarang akan kita bentuk semacam satuan tugas yang terutama akan melakukan tracking, setiap ada kasus akan kita telusuri sampai sejauh mungkin. Sehingga bisa diketahui mata rantai dari penyebaran corona," ucap  Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan di  Jakarta, Rabu (4/3/2020).

Muhadjir mengatakan, pemerintah sudah proaktif dalam melakukan deteksi dini virus corona. Dia menekankan setiap hari terdapat pembaruan informasi terkait hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) dari seluruh Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Susun Protokol Penanganan Virus Korona di Indonesia

Selain itu dia menyampaikan saat ini terdapat 137 rumah sakit di seluruh Indonesia yang menjadi rujukan untuk pasien terkait virus corona.

"Beberapa rumah sakit swasta juga menawarkan (menjadi RS rujukan). Ini terus kita benahi, terus kita sempurnakan setelah ada kejadian kasus kemarin ada dua yang positif," jelasnya.

Dia mengatakan, pemerintah terus melakukan penelusuran mata rantai virus corona dari pihak-pihak yang melakukan kontak langsung dengan korban corona.

Baca juga: Berkaca dari Iran dan Korea, JK: Indonesia Harus Siapkan Skenario Terburuk

"Mungkin juga akan kita lacak yang beberapa kasus yang kemarin sudah muncul yaitu misalnya ada penumpang dari Iran mampir ke bali sudah kita telusuri semua, ada 30-an pihak dan ternyata negatif," bebernya.

Sementara terkait pengoperasian RS khusus di Pulau Galang, Batam, Muhadjir menekankan bahwa bangunan sudah tersedia disana, sebagai tempat yang dulunya digunakan untuk menampung pengungsi dari Vietnam.

"Sehingga itu pulau yang sudah siap. Tadi bapak Presiden menyampaikan kurang dari sebulan harus sudah siap digunakan, sebagai alternatif. Jadi Natuna nanti juga tetap menjadi pilihan, Sebaru juga. Nanti mana yang paling mungkin," ujar Muhadjir.

Penulis :
Noor Pratiwi