
Pantau.com - Ilmuwan Inggris telah mengembangkan model penilaian empat tingkat untuk memprediksi risiko kematian pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Hal itu akan membantu dokter untuk memutuskan secara cepat mengenai perawatan terbaik untuk setiap pasien.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis BMJ, Rabu (9/9), alat tersebut membantu dokter memasukkan pasien ke dalam salah satu dari empat kelompok risiko COVID-19 --dari risiko kematian rendah, menengah, tinggi, atau sangat tinggi.
Dokter mengatakan mereka membutuhkan alat prediksi risiko yang lebih cepat dan lebih akurat untuk segera mengidentifikasi pasien dengan risiko kematian tertinggi dan membantu mendapatkan perawatan yang ditargetkan.
Baca juga: Polisi Malaysia Tangkap 28 WNI di Tengah Pandemi COVID-19
Model baru yang disebut Skor Kematian 4C (Coronavirus Clinical Characterization Consortium) itu menggunakan data seperti usia, jenis kelamin, kondisi yang mendasari, pernapasan dan tingkat oksigen darah.
Hasil studi menunjukkan, alat itu mampu memprediksi risiko lebih akurat daripada 15 model yang sebanding. Para peneliti mengatakan itu juga lebih berguna dalam pengambilan keputusan klinis.
"Ini akan terbukti penting dalam membantu membimbing para dokter untuk secara optimal merawat pasien yang paling sakit," kata Ewen Harrison, seorang profesor ilmu bedah dan data di Universitas Edinburgh yang ikut memimpin penelitian dan mempresentasikannya dalam sebuah pengarahan.
Ia mengatakan model itu menggunakan berbagai input data, kalkulator risiko memberikan skor mulai dari 0 hingga 21 poin. Pasien dengan skor 15 atau lebih memiliki risiko kematian 62 persen dibandingkan dengan 1 persen untuk mereka yang skor 3 atau lebih rendah.
Para peneliti mengatakan pasien dengan Skor Kematian 4C rendah mungkin tidak perlu dirawat di rumah sakit, sementara mereka yang berada dalam kelompok berisiko sedang dan lebih tinggi dapat dipercepat untuk pengobatan yang lebih agresif, termasuk obat steroid dan dirawat di unit perawatan kritis jika perlu.
Baca juga: COVID-19 Sebabkan Hilangnya Indra Penciuman
Lonjakan tajam kasus COVID-19 di Inggris sebanyak 2.988 kasus pada pekan lalu merupakan yang tertinggi sejak Mei, dan menurut Menteri Kesehatan Matt Hancock, meski kasus didominasi oleh orang yang lebih muda akan tetapi hal itu sangat mengkhawatirkan.
"Peningkatan jumlah kasus yang kita saksikan hari ini mengkhawatirkan," ucapnya. "Sebagian besar kasus terjadi di kalangan orang yang lebih muda, tetapi kita telah melihat di negara lain di seluruh dunia dan di Eropa bahwa peningkatan kasus di kalangan orang muda semacam ini menimbulkan lonjakan di populasi seluruh dunia."
Hancock mengatakan semua orang harus mengikuti aturan menjaga jarak sosial guna mencegah penyebaran infeksi.
- Penulis :
- Noor Pratiwi