
Pantau.com - Hasil riset dari peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkapkan bahwa ada sumber gempa megathrust di Samudera Indonesia Selatan Jawa yang dapat menyebabkan tsunami setinggi 20 meter.
Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar bidang Seismologi ITB, Sri Widiyantoro, dalam webinar bertajuk 'Implications for Megathrust Earthquakes and Tsunamis from Seismic Gaps South of Java' pada Rabu (23/9).
Webinar ini digelar untuk mengupas tuntas publikasi riset terbaru dengan judul yang sama di Nature Scientific Report yang dipublikasi pada 17 September 2020, yang sudah diunduh sebanyak 3162 sampai Kamis siang.
Baca juga: LAPAN: Awan Tsunami di Aceh Pertanda...
Hasil riset Widiyantoro yang dilakukan pada tahun lalu mengungkapkan, di antara Palung dan Pulau Jawa di laut selatan Jawa terdapat wilayah yang relatif sepi gempa atau disebut seismic gap. Seismic gap merupakan kawasan yang aktif secara tektonik namun sangat jarang mengalami gempa bumi dalam jangka waktu yang lama.
"Ini sebenarnya apa (seismic gap)? Apakah di situ terjadi pergerakan yang pelan atau sebaliknya sedang terjadi locking atau daerah yang terkunci. Sehingga riset kami tidak hanya tentang gempa bumi tapi terkait dengan GPS yang itu bisa menjelaskan itu terjadi locking atau bagaiamana," kata Widiyantoro dalam akun YouTube LPPM ITB, dikutip Pantau.com, Kamis (24/9/2020).
Menurutnya, tidak ada gempa besar bermagnitudo 8 atau lebih dalam beberapa ratus tahun terakhir mengindikasikan ancaman gempa tsunamigenik dahsyat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
Hasil riset mengungkapkan bahwa di selatan Jawa terdapat zona yang sepi gempa. Ia dan timnya melakukan simulai selama tiga jam menggunakan model hasil inversi GPS untuk wilayah Barat dan Timur Jawa.
"Kalau di Jawa Barat saja untuk periode ulang 400 tahun itu bisa menyebabkan tsunami setinggi 20 meter. Ini terjadi di selatan Banten. Ke timur semakin kecil tetapi jika yang pecah di segmen sebelah timur maka bagian timur tsunaminya bisa mencapai 12 meter. Ini kira-kira di selatan," ujar Widiyantoro.
Baca juga: Viral Fenomena Awan Mirip Gelombang Tsunami di Aceh, Ini Penjelasan BMKG
Namun, jika segmen barat dan timur pecah secara bersamaan akan menyebabkan rata-rata tinggi tsunami yang lebih tinggi di sepanjang Pantai Selatan.
"Bagaimana kalo segmen barat dan timur pecah bersama? Seperti di Tohoku, Jepang, tahun 2011? Maka kita lihat sebelah barat bisa mencapai 20 meter ketinggian tsunaminya, sebelah timur 12 meter. Namun rata-ratannya menjadi lebih tinggi kalau pecah bersama. Kira-kira di sepanjang pantai selatan ini bisa 5 meter tinggi tsunaminya," ucapnya.
Untuk melakukan riset lanjutan, perlu dilakukan marine survey seperti yang diusulkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Marine survey dilakukan karena penelitian tersebut belum memodelkan longsoran di dala laut ketika gempa besar terjadi.
- Penulis :
- Noor Pratiwi