
Pantau.com - Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY angkat bicara soal krtik. SBY mengibaratkan kritik seperti obat yang terasa pahit dan pujian bak gula yang rasanya manis.
"Obat itu rasanya "pahit". Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Jika obatnya tepat dan dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat," tulis SBY di akun Twitternya, @SBYudhoyono pada Sabtu, 13 Februari 2020.
Baca juga: Jokowi Minta Dikritik, Moeldoko: Saya Pastikan Kalau Anda Lapor Tidak Kami Tangkap
Menurut SBY, jika kritik seperti obat pahit dan seseorang yang dikritik pun bisa terasa sakt, Namun, SBY menilai kritik dapat mencegah terjadinya kesalahan. "Kritik itu laksana obat & yang dikritik bisa "sakit". Namun, kalau kritiknya benar & bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan."
Sementara itu, SBY menyinggung pula gula yang rasanya manis. Menurutnya, pujian dan sanjungan itu seperti gula jika berleihan bisa menyebabkan kegagalan. "Sementara, pujian dan sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan dan hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan," tulis SBY dalam cuitan keduanya. Di akhir setiap cuitan, tertera *SBY* yang berarti cuitan itu berasal dari dirinya langsung.
Kendati demikian, SBY tidak menjelaskan lebih lanjut maksud dari cuitannya tersebut. Namun belakangan ini, masalah kritik ramai dibicarakan usai Istana yang meminta warga untuk aktif mengkritik pemerintah, termasuk Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Jokowi Minta Publik Kritik Pemerintah, Warganet: Mau Kritik tapi Takut UU ITE
"Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik masukan ataupun potensi maladministrasi dan para penyelenggara pelayanan publik juga harus terus meningkatkan upaya-upaya perbaikan perbaikan," kata Jokowi dalam penyampaian laporan tahunan Ombudsman Republik Indonesia 2020 secara virtual, Senin (8/2).
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menambahkan bahwa kritik, saran, dan masukan itu seperti jamu yang menguatkan pemerintah. ""Kami memerlukan kritik yang terbuka, kritik yang pedas, kritik yang keras karena dengan kritik itulah pemerintah akan membangun lebih terarah dan lebih benar," kata Pramono di peringatan Hari Pers Nasional (9/2).
- Penulis :
- Noor Pratiwi