
Pantau.com - Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo blak-blakan menyebut sosok yang menawarinya kursi ketua umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
Sebelumnya, dia mengaku ditawari posisi itu untuk menggulingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi ketua umum. Namun, dia dengan tegas menolaknya karena merasa punya utang jasa kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Orang ini adalah yang sama-sama membangun Partai Demokrat, bersama-sama membantu SBY," kata Gatot dalam tayangan YouTube Mata Najwa.
Baca juga: Gatot Sempat Diajak Ambil Alih Demokrat dan Kudeta AHY, Namun Ditolak karena Utang Budi ke SBY
Gatot kembali menjelaskan orang itu merupakan eks kader Demokrat, yang keluar dari partai dan mengabdi dari luar. Menurutnya, ketika berembus kabar tentang adanya KLB, sosok ini mendatanginya.
"Ketika ada informasi tentang KLB, datang kepada saya, terus saya sampaikan coba dalami lagi," ucapnya.
Kemudian, setelah AHY melakukan konferensi pers tentang KLB, orang itu kembali mengajaknya lagi.
"Beliau ini datang kepada saya, menyampaikan bahwa ini sudah pasti akan terjadi dan tidak bisa ditolong lagi. 'Maka Tolong Pak Gatot ikut KLB'. Lalu, saya tanya bagaimana prosesnya. Yang pertama adalah mosi tidak percaya atau menurunkan AHY, baru itu diadakan pemilihan." kata Gatot.
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo ternyata pernah diajak untuk mengambil alih Partai Demokrat, dan melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi ketua umum.
Dalam wawancara yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Gatot mengakui pernah diajak untuk menurunkan AHY dari kursi kepemimpinan.
“Banyak yang bertanya kepada saya, bapak pernah digadang-gadang juga jadi ketua Demokrat. Siapa sih yang gak mau, partai dengan 8 persen (suara) ya kalo gak salah kan, besar dan dekat dengan presiden kan,” ujar Gatot dalam wawancara yang diunggah di akun Instagramnya.
Baca juga: Kuatkan Konsolidasi Respons KLB Sumut, Hari Ini AHY Kumpulkan DPD-DPC Demokrat
Gatot juga mengakui sempat ada yang datang ke dirinya untuk mengajak ikut andil dalam rencana pengkudetaan AHY dari kursi kepemimpinan DPP Partai Demokrat.
Meskipun sempat diajak dalam perencanaan kudeta AHY, Gatot mengaku menolak dan merasa tidak etis jika harus mendongkel AHY dari kursi kepemimpinan. Gatot juga merasa memiliki kedekatan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan Presiden ke 6 Republik Indonesia.
Gatot merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap SBY sehingga dirinya menolak ajakan kudeta AHY dari kursi kepemimpinan Partai Demokrat.
Baca juga: Yang Harus Dipelajari dari Konflik Demokrat, Partai Lain Harus Waspada
"Saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana 'Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'. Karena saya terima kasih atas penghargaan ini dan akan saya pertanggungjawabkan," ujar Gatot.
Gatot mengatakan, SBY merupakan sosok yang telah membantunya meraih prestasi di dunia militer. Hal itulah yang membuat ia menolak ajakan untuk menggulingkan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Saya dibesarkan oleh dua Presiden. Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo, kan gitu. Terus saya membalasnya dengan mencongkel (kudeta) anaknya," ujar Gatot.
rn- Penulis :
- Adryan N