billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Ini Alasan Soekarno Pilih 17 Agustus Jadi Hari Kemerdekaan Indonesia

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Ini Alasan Soekarno Pilih 17 Agustus Jadi Hari Kemerdekaan Indonesia
Foto: Pembacaan Teks Proklamasi

Pantau - Tepat pada hari ini, Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-78. Bertepatan dengan pembacaan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Namun, ternyata ada alasan mengapa Soekarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Kisah bermula saat para pemuda Indonesia telah mendengar kabar jika Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II pada 14 Agustus 1945.

Hal ini membuat para pemuda mendatangi kediaman Soekarno dan mendesaknya untuk segera melakukan deklarasi kemerdekaan Indonesia.

Namun, Soekarno dan Hatta ternyata menolak ide tersebut. Pasalnya, mereka sudah melakukan perundingan dengan pemerintah Jepang terkait kemerdekaan Indonesia.

Pada 16 Agustus 1945 dini hari, sekumpulan pemuda kemudian menculik Soekarno dan Hatta dengan membawanya ke kawasan Rengasdengklok, Karawang.

Alasannya, para pemuda yang dipimpin Sukarni, Wikana, dan Chaerul Saleh mengamankan kedua tokoh tersebut dari pengaruh Jepang. Mereka juga mendesak Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan saat itu juga.

Lagi-lagi, Soekarno menolaknya. Ia memilih untuk membacakan proklamasi keesokan harinya, yakni pada 17 Agustus 1945.

Dikutip dari buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Sukarni sempat menanyakan alasan Bung Karno memilih esok hari.

Bung Karno berpendapat, jika ia memandang angka 17 sebagai angka keramat dan ia mempercayai hal tersebut.

"Saya orang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, tidak dapat menjelaskan mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku," kata Soekarno.

Soekarno memaparkan, tanggal 17 Agustus jatuh pada hari Jumat, hari besar menurut umat Islam. Selain itu, ia juga mengaitkannya dengan peristiwa turunnya Al-Qur'an di tanggal 17 Ramadhan.

"Al-Qur'an diturunkan tanggal 17. Orang Islam salat 17 rakaat dalam sehari. Mengapa Nabi Muhammad memerintahkan 17 rakaat? Mengapa tidak 10 atau 20 saja? Karena itu, kesucian angka 17 bukan buatan manusia,” tegasnya.

Akhirnya, Soekarno dan Hatta disusul oleh Achmad Soebarjo untuk kembali ke Jakarta. Ketiga tokoh ini menuju rumah Laksamana Maeda (kini Museum Perumusan Naskah Proklamasi) untuk merumuskan naskah proklamasi.

Keesokan harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno yang didampingi Hatta membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Menteng, Jakarta Pusat (kini Taman Proklamasi).

Penulis :
Aditya Andreas
Editor :
Aditya Andreas