Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Kisah Hatta, Masih Bujangan Hingga Indonesia Merdeka

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Kisah Hatta, Masih Bujangan Hingga Indonesia Merdeka
Foto: Mohammad Hatta.

Pantau - Jika berbicara tentang sosok proklamator Indonesia, nama Soekarno tentunya menjadi aktor utama dalam peristiwa bersejarah tersebut.

Namun, jangan menafikkan juga peranan Mohammad Hatta. Sebagai sahabat karib dan teman seperjuangan, Hatta juga memiliki peranan tak kalah penting dari Soekarno.

Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi 12 Agustus 1902, satu tahun lebih muda dari Bung Karno. Ia merupakan pribadi cerdas, disiplin, dan bersahaja.

Tak seperti Bung Karno yang memiliki karakter berapi-api, Bung Hatta justru lebih kalem. Ia juga kerap menjadi penengah apabila Bung Karno dan Sutan Syahrir kerap berdebat mengenai jalan perjuangannya.

Bung Hatta bahkan mempunyai fakta unik, ia masih berstatus bujangan hingga proklamasi dibacakan pada 17 Agustus 1945. Padahal, ia sudah berusia 43 tahun.

Hal ini membuat sahabatnya, Bung Karno pun memutuskan untuk menjadi ‘Mak Comblang’ dan mencarikan calon istri untuk Bung Hatta.

Dalam buku Saksi Sejarah, Bung Karno menanyakan siapa sosok wanita yang dikagumi Bung Hatta.

"Gadis yang waktu itu kita jumpai ke Institut Pasteur. Yang duduk di kamar sana, tapi saya belum tahu namanya," ucap Bung Hatta.

Tentu saja hal ini membuat bingung Bung Karno. Pasalnya, tidak ada nama dan ciri spesifik dari sosok wanita tersebut.

Selang beberapa waktu, akhirnya Bung Karno mengetahui siapa wanita yang dimaksud. Ia adalah Siti Rahmiati, anak dari Rachim.

Bung Karno langsung menuju rumah Rachim dan langsung mengungkapkan niatnya untuk menjodohkan Hatta dengan anaknya. Tentu saja hal ini membuatnya terkejut bukan kepalang.

Rachim sempat keberatan, mengingat anaknya saat itu baru berusia 19 tahun dan masih berstatus sebagai mahasiswi.

Meski begitu, Bung Karno tetap meyakinkan Rachim jika Hatta merupakan sosok yang bertanggungjawab.

Singkat cerita, keluarga Rachim akhirnya menyetujui perjodohan itu. Rahmiati pun juga tidak keberatan dengan niatan tersebut.

Pernikahan antara Bung Hatta dan Rahmiati berlangsung pada 18 November 1945 di kawasan Megamendung, Bogor dengan pesta sederhana.

Dalam sebuah wawancara dengan wartawan asal Amerika Serikat, Cindy Adams. Bung Karno pernah berkelakar perihal tugas ‘Mak Comblang’-nya itu.

"Aku adalah satu‐satunya kepala negara yang juga menjadi calo dalam mengatur perkawinan," ujarnya.

Penulis :
Aditya Andreas